Terlepas dari hasil nantinya pertarungan final ini mendatangkan rasa bangga tersendiri bagi bangsa Indonesia. Bisa saja karena euforia yang meledak-ledak itu sampai-sampai pasangan Denmark jadi sasaran olok-olokan netizen.
Hal itu dipicu oleh teriakan Kevin usai merebut poin terakhir. Rupanya ledakan kegembiraan beruapa teriakan spontan itu mendatangkan rasa tak suka bagi Conrad. Dalam postingannya di akun instagram Condra berusaha menjelaskan duduk perkara yang langsung mendapat reaksi luas dari netizen.
Dari nada komentar yang tentu saja cenderung menyerang lantas disadari oleh sang pemilik akun, mayoritas merupakan pendukung Marcus/Kevin. Ya, siapa lagi kalau bukan orang Indonesia. Meski diserang dengan komentar-komentar tak sopan Condrad tetap menunjukkan sportivitasnya dengan memberikan respon yang teduh. Condrad sadar bahwa penyerangan itu tak lebih dari bentuk dukungan kepada sang idola.
Tiga gelar dipastikanidak hanya Indonesia yang sudah memastikan satu gelar. Dua negara lain pun seperti Indonesia, mempertemukan pemain dari negara yang sama. Jepang akan membuka pawai kemenangan setelah dua pasangan ganda putri berhasil lolos ke final sekaligus mempertahankan pencapaian tahun lalu.
Bedanya tahun lalu juara dari nomor ini direngkuh pasangan nomor satu dunia yang absen kali ini, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi. Namun final sesama pasangan Jepang saat itu kembali terjadi lagi di tahun ini dengan menyertakan lagi Naoko Fukuman/Kurumi Yanao.
Ini menjadi peluang bagi Fukuman/Yonao untuk menebus kegagalan di final tahun lalu. Unggulan tiga ini akan memainkan laga penebusan ini menghadapi unggulan tujuh Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto. Namun tidak mudah bagi pasangan rangking 7 dunia itu untuk merebut gelar dari Tanaka/Yonemoto. Keduanya pernah kalah dari pasangan rangking 13 dunia itu di pertemuan sebelumnya di China Open 2016, melalui pertarungan tiga game, 21-9 17-21 21-14. Saat itu begitu juga saat ini Tanaka/Yonemoto tidak diunggulkan.
Di partai kedua terjadi final sesama pemain China. Final ideal terjadi di nomor ganda campuran antara dua unggulan teratas, Zheng Siwei/Chen Qingchen (1) versus Lu Kai/Huang Yaqiong (2). Sejarah pertemuan sepertinya menggariskan Zheng/Chen sebagai juara dengan skor yang mencolok, 5-1. Termasuk kemenangan di pertemuan terakhir di fase grup World Superseries Finals dengan skor akhir 21-18 13-21 21-14.
Selain itu sang unggulan pertama memiliki stamina prima karena tidak mengeluarkan keringat di dua pertandingan sebelumnya. Di babak kedua rekan senegaranya Wang Yilyu/Du Yue memberikan kemenangan “walk over”. Keberuntungan berulang di semi final yang datang dari pasangan Malaysia yang menjadi unggulan empat Chang Peng Soon/Goh Liu Ying.
Empat negara berbeda akan memperebutkan dua gelar di nomor tunggal. Di tunggal putra terjadi pertarungan antara Chou Tien Chen asal Taiwan menghadapi unggulan tiga dari Denmark, Viktor Axelsen. Keduanya sudah enam kali bertemu dengan keunggulan 5-1 untuk Axelsen. Selain itu ini menjadi momen yang pas bagi Axelsen untuk melunasi kegagalan tahun lalu di partai final saat dikalahkan pemain Jepang, Kento Momota, 15-21 dan 18-21.
Bisa dipastikan pertandingan ini bakal dikuasai pendukung tuan rumah untuk memberikan dukungan penuh kepada Pusarla V.Sindhu yang akan menghadapi unggulan pertama dari Spanyol, Carolina Marin. Laga ini benar-benar cocok sebagai pamungkas.