Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Sejarah yang Berulang dan Kisah yang Menyertai Final India Open 2017

1 April 2017   22:39 Diperbarui: 2 April 2017   07:00 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komentar tenang Mads Condrad menghadapi serangan pendukung Marcus/Kevin/screencapture dari @stephaniezen

Siapa bilang sejarah di dunia olahraga tak bisa berulang? Ulangan sejarah itu pula menjadi satu kejutan sebagaimana selalu terjadi dalam dunia ini. Sejarah yang berulang itu menyata di India Open Super Series.

Seperti harapan publik Indonesia terhadapan sepak terjang dua wakilnya di babak semi final, Sabtu (1/4), begitulah yang terjadi. Dukungan masyarakat di tanah air berpelukan dengan perjuangan sepasang utusannya di Siri Fort Indoor Stadium, New Delhi. Dua pasangan ganda putra terbaik Merah Putih akhirnya berhasil merebut tiket final. Pertarungan sesama pemain Indonesia di partai final pun terjadi lagi.

Seperti tahun lalu Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Angga Pratama/Ricky Karanda Suward bersaing di partai puncak. Saat itu Marcus/Kevin yang kurang diunggulkan malah mampu memukul seniornya itu dua game langsung, 17-21 13-21. Itu menjadi satu dari empat trofi yang kemudian berhasil direngkuh dalam setahun terakhir yang membawa “The Minions” ke puncak peringkat dunia.

Pada pertandingan hari ini Marcus/Kevin sedikit dipaksa bekerja keras menghadapi Mads Condrad-Petersen/Mads Pieler Kolding. Memenangi game pertama tidak lantas membuat unggulan empat itu berhasil mengunci kemenangan. Di set kedua dua raksasa dari Denmark itu berhasil menyamakan kedudukan.

Namun game ketiga berjalan begitu cepat. Meski kalah postur tubuh performa pasangan liliput itu nyaris sempurna dalam segala sisi. Bertahan dan menyerang sama baiknya. Alhasil unggulan tujuh hanya diberi sembilan poin oleh Marcus/Kevin. Pertandingan berdurasi 50 menit itu berakhir dengan skor 21-14 18-21 21-9 yang mengantar Marcus/Kevin ke laga pamungkas sekaligus menyamakan skor pertemuan kedua pasangan seimbang dalam empat pertemuan.

Sebelum juara All England 2017 itu memastikan “all indonesian final” Angga/Ricky lebih dulu membuka kemenangan. Seperti Marcus/Kevin, pertarungan Angga/Ricky versus Li Junhui/Liu Yuchen berlangsung tiga game. Menghadapi wakil China yang menjulang bak menara itu,  Angga/Ricky yang menempati unggulan enam seperti menemukan kembali performa yang telah lama hilang.

Dalam setahun terakhir penampilan pasangan yang sempat digadang-gadang sebagai penerus Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan itu naik turun, untuk mengatakan tidak konsisten. Tetapi hari ini keduanya seperti terlahir kembali. Laga selama 46 menit dengan skor 21-16 13-21 21-16 itu tak ubahnya titik balik menuju Angga/Ricky yang sebenarnya yang penuh semangat, pantang menyerah, dan mengeluarkan segenap kemampuan terbaik. Dengan ini skor pertemuan kedua pasangan pun menjadi seimbang setelah di Indonesia Masters 2015 dimenangkan Li/Liu, 21-12 17-21 21-14.

Banyak dagelan bermunculan di jejaring sosial menyambut hasil menggembirakan ini. Salah satunya adalah permintaan kepada Marcus/Kevin mengikhlaskan kemenangan kepada Angga/Ricky. Alasannya Angga/Ricky sudah dua kali masuk final, malah Angga tiga kali berlaga di partai puncak, tetapi selalu apes. Biarlah Marcus/Kevin yang sudah banyak memanen gelar memberikan kesempatan kepada seniornya itu untuk juga merasakan nikmat berdiri di podium tertinggi.

Namanya lelucon tentu jauh dari kebenaran. Memang sukar bermain mata karena ini bukan event sekelas Olimpiade di mana sekeping medali begitu berarti bagi sebuah negara. Baik Marcus/Kevin maupun Angga/Ricky akan berjuang all out tanpa melihat siapa lawan. Yang dikejar adalah gelar dan poin. Marcus/Kevin tentu ingin mencetak sejarah sebagai ganda putra pertama Indonesia yang mencetak “brace”, mengutip istilaha dalam sepak bola untuk dua gol di India. Sambil terus menabung tekad untuk pagelaran tahun mendatang agar bisa mengikuti jejak pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang berhasil mencetak “hattrick” di turnamen ini.

Rekor pertemuan sepenuhnya berpihak pada Marcus/Kevin. Sejak pertemuan pertama di turnamen yang sama tahun lalu, selanjutnya di Australia Open hingga World Super Series Finals di tahun yang sama, Marcus/Kevin selalu menuai kemenangan.

Ditambah lagi performa Marcus/Kevin benar-benar sedang di puncak. Keduanya sedang “on fire,” sesuatu yang terlambat diperoleh Angga/Ricky. Meski kalah dalam rekor pertemuan dan daftar unggulan, tidak jadi jaminan bahwa hasil pertandingan final akan serupa itu. Toh keduanya juga sama-sama sudah membuktikan itu di babak-babak sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun