Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Peta Kekuatan Piala Sudirman 2017 Sudah Tergerai di Vietnam?

21 Februari 2017   18:01 Diperbarui: 21 Februari 2017   18:11 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun yang sama pula Tiongkok meredup di Olimpiade Rio de Janeiro. Alih-alih mengulangi pencapaian di Olimpiade London 2012 dengan lima emas, di Brasil itu sang raksasa hanya kebagian dua emas. Satu dari tiga emas yang lepas itu direbut Jepang melalui Misaki/Ayaka.

Misaki/Ayaka kini menjadi penguasa di sektor yang sebelumnya dikuasai Tiongkok. Begitu juga di tiga nomor lain yakni tunggal putra, tunggal putri dan ganda putra tak ada pemain Tiongkok yang duduk di puncak. Satu-satunya pemain Tiongkok yang menyandang status rangking satu adalah ganda campuran  Zheng Siwei/Chen Qingchen.

Gregoria Mariska tampil baik di Asia Mixed Team Championships 2017/juara.net
Gregoria Mariska tampil baik di Asia Mixed Team Championships 2017/juara.net
Bagaimana Indonesia?

Di Vietnam Indonesia gagal mewujudkan target yakni tembus babak semi final. Harus diakui Jepang dengan beberapa amunisi terbaik masih terlalu tangguh bagi para pemain muda Indonesia. Hasil baik di tunggal putri menjadi angin segar bagi masa depan bulu tangkis Indonesia.

Seperti disinggung sebelumnya, turnamen beregu campuran tersebut belum bisa menjadi tolak ukur sepenuhnya untuk Piala Sudirman nanti. Selain ruang lingkup persaingan yang lebih kecil, para pemain yang diturunkan tak sepenuhnya mewakili kekuatan di kejuaraan dua tahunan tersebut.

Seperti kepada Tiongkok, kejuaraan di Vietnam itu juga memberi peringatan kepada Indonesia. Jepang, begitu juga Thailand yang menjadi semi finalis adalah calon lawan dengan kekuatan yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Pada Piala Sudirman 2015, Indonesia terhenti di semi final, kalah 1-3 dari sang juara. Kekalahan itu memperpanjang penantian Indonesia sejak terakhir kali juara di edisi perdana kejuaraan yang mengambil nama bapak bulu tangkis Indonesia Dick Sudirman pada 1989. Artinya 28 tahun sudah Indonesia menantikan kembalinya trofi legendaris tersebut.

Apakah tahun ini penantian itu berakhir? Melihat performa para pemain Indonesia, terutama di sektor putri di Vietnam, dan sektor-sektor lain, sepertinya Indonesia masih harus bekerja keras, bahkan lebih keras lagi. Bukankah begitu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun