Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Alam Sutera, Mengedepankan Wawasan Lingkungan dengan Serba Keunggulan

19 Februari 2017   23:58 Diperbarui: 20 Februari 2017   00:38 2078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lilia Sukotjo (tengah) saat acara bersama para Kompasianaer/dokpri

Celana jeans biru berpadu baju putih berlengan panjang digulung sebatas siku yang dikancing hingga ujung leher sama sekali tak menghalangi keluwesannya bergerak. Senyum senantiasa mengembang, tak segan memperlihatkan deretan gigi putih. Kesan ramah dan pembawaan yang bersahaja langsung terasa.

Setiap kalimat yang keluar sangat tertata seperti telah dipersiapkan dengan baik. Apalagi ketika mulai menyinggung Alam Sutera, satu per satu digerai secara jelas dengan kalimat terpilih. Lilia Sukotjo fasih berbicara tentang dunia hidup dan medan pengabdian sehari-hari yang dibangun dengan penuh perencanaan, sematang penampilannya pagi itu.

Wanita berambut pendek yang sehari-hari menjabat Marketing Director Alam Sutra itu fasih berbagi cerita tentang apa, mengapa dan bagaimana PT Alam Sutera Realty TBK itu menghadirkan kawasan seluas 800 hektar yang menghampar di antara dua wilayah administratif setingkat kabupaten, Kabupaten Tangerang di sisi utara dan Kota Tangerang Selatan di bagian selatan.

Dengan bentangan utara-selatan sepanjang 5 km dan timur-barat sepanjang 2,2 km, Alam Sutera menjadi wilayah strategis dengan serba keunggulan, tempat diam yang berdekatan dengan area komersial yang diimpikan banyak orang, kawasan yang dicari siapa saja terlebih yang sudah merasakan Jakarta yang semakin tak nyaman dan tidak “sehat.”

Minggu pagi, 12 Februari 2017. Udara pagi yang belum lama berpisah dengan butir hujan, giliran mencumbu kami peserta “Kompasiana Visit Alam Sutera”. Setelah diterima dengan ramah oleh Ibu Lilia, ditemani tim dari berbagai divisi kami berkesempatan menyusuri sejumlah sisi kawasan, melihat dari dekat kemewahan Alam Sutera dan turut merasakan sensasi menjadi penghuni sementara kawasan idaman itu.

Berwawasan lingkungan

Memasuki kawasan ini kita tidak hanya mendapati perbedaan terotori antara wilayah selatan yang lebih dulu berdiri dan area utara yang sedang dalam proses pembangunan. Hamparan luas itu terlihat sangat tertata rapi dengan zonasi pemanfaatan yang jelas.

Bermula dari tahun 1993, pembangunan Alam Sutera melewati proses panjang. Mengambil analagoi Platonik tentang jiwa-badan, Lilia mengatakan Alam Sutera tidak dibangun tanpa perhitungan. Tidak hanya sekadar menciptakan produk (tubuh) tanpa program (jiwa).

Semua itu diawali dengan petualang keliling dunia, bertemu sekitar 17 konsultan terbaik,untuk mendapatkan rencana induk atau master planpembangunan sebuah kota atau bagian kota. Menurut Lilia, “Konsep tersebut tidak hanya memperhatikan harga tanah, tetapi juga value.Bagaimana tempat tersebut mempunyai makna atau nilai di mata pemakai.”

Berkesempatan berguru pada ahli master plansekaligus salah satu dosennya di program strata dua, Lilia kemudian mendapatkan rancanan master plandengan pendekatan ecology planning method.Bekerja sama dengan konsultan master planternama asal Amerika Serikat, The SWA (Sasaki Waler & Associate), Alam Sutera kemudian dibangun dengan pendekatan berwawasan lingkungan.

Pendekatan ini menyata dalam pembagian zona antara area residensial atau tempat tinggal dengan sistem klaster, komersial, dan fasilitas umum yang ditata dengan penuh perhitungan baik dari sisi ekologi, topografi, hidrologi, geologi, vegetasi dan sebagainya. Semua aspek tersebut benar-benar diperhitungkan baik dalam proses pembangunan oleh pihak pertama dalam hal ini Alam Sutera maupun oleh pihak kedua dan ketiga yang memanfaatkan kawasan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun