Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Sudah Saatnya Kevin/Marcus Mengambil Estafet Hendra/Ahsan

24 November 2016   03:14 Diperbarui: 24 November 2016   10:28 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kevin/Marcus di Hong Kong Open 2016/badmintonindonesia.org

Tidak ada pasangan ganda putra Indonesia yang paling sukses sepanjang tahun ini selain Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Pasangan muda ini sudah merengkuh empat gelar. Satu gelar Grand Prix Gold di Malaysia Masters, dua gelar super series masing-masing di India dan Australia, plus satu gelar super series premier yang baru saja direngkuh di China Open pada Minggu, 20 November lalu.

Hasil tersebut pun mendaulatkan mereka sebagai ganda putra Indonesia terbaik saat ini yang akan berada di rangking empat dunia dalam hitungan hari ke depan. Setelah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan “bercerai” dan kini masing-masing mencari jalan sendiri-sendiri, pasangan nomor tujuh dunia itu diprediksi akan mengambil peran yang ditinggalkan Hendra/Ahsan.

Mencuatnya Kevin/Marcus sedikit mengejutkan. Lantaran sebelum keduanya mencuri perhatian, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi lebih dulu disebut sebagai penerus estafet Hendra/Ahsan. Namun ekpektasi tersebut tampaknya terlalu besar karena performa keduanya jauh dari harapan sepanjang tahun ini. Kenyataan tersebut bertolak belakang dengan penampilan mereka yang cukup menjanjikan sepanjang tahun 2015 dengan medali emas SEA Games usai menundukkan Kevin/Marcus di final serta trofi Singapore Open Super Series dengan menumbangkan pasangan senior Tiongkok Fu Haifeng/Zhang Nan di partai puncak. Alih-alih tampil lebih baik, tahun 2016 justru menjadi antiklimaks bagi Angga/Ricky.

Tampil beda

Bila kita mengamati secara jeli permainan Kevin/Marcus maka banyak hal menarik bahkan unik terlihat. Sekilas keduanya bermain seperti tanpa pola karena gerakan refleks lebih banyak mengambil peran. Baik pukulan, serangan, hingga strategi bertahan hampir selalu disarati aksi-aksi tak terduga.

Penampilan mereka tampak berbeda dari pasangan-pasangan lain yang sangat patuh pada pakem dan pola tertentu. Gerakan mereka atraktif dan lincah. Gertakan hingga pukulan-pukulan tak terduga hampir pasta mengecoh lawan.

Gerakan refleks terlihat natural sehingga kadang membuat lawan kelabakan. Dengan tubuh yang tak menjulang tinggi membuat gerakan tubuh mereka begitu lincah menyapu ke segala sudut. Kombinasi dan kolaborasi dalam setiap rotasi berlangsung baik. Selingan bola-bola pendek dan permainan net tak kalah memukau.

Seperti pemain lainnya, keduanya memiliki kekuatan jumping smash yang bisa meruntuhkan tembok pertahanan lawan. Namun smash melompat itu tidak dilakukan secara monoton. Variasi dan kombinasi kerap mereka peragakan membuat lawan sulit menebak arah bola.

Deretan pasangan ganda putra kelas dunia sudah merasakan taji Kevin/Marcus. Mulai dari senior mereka Hendra/Ahsan, Ko Sung Hyun/Shin Baek Cheol (Korea Selatan), Kim Gi Jung/Kim Sa Rang (Korea Selatan), Goh V Shem/Tan Wee Kiong (Malaysia), Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (Malaysia), Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark) hingga juara Olimpiade Rio 2016, Fu Haifeng/Zhang Nan.

Belum cukup

Sebagai pasangan muda, Kevin/Marcus masih perlu dipoles. Performa keduanya belum paripurna antara teknik dan mental. Pelatih kepala ganda putra Herry Iman Pierngadi masih melihat celah dalam permainan keduanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun