Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Rangking 5 di Beregu Campuran, Gelar Individual WJC 2016 Kini Dinanti

7 November 2016   14:28 Diperbarui: 8 November 2016   01:41 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dominasi para pemain muda Tiongkok di ajang Kejuaraan Dunia Junior (WJC) 2016 nomor beregu campuran yang dihelat di Bilbao, Spanyol terus berlanjut. Ketiga kali secara beruntun Negeri Tirai Bambu sukses membawa pulang Piala Suhadinata setelah di partai final menggulung Malaysia 3-0.

Turnamen yang dihelat sejak 2000 silam itu menjadi barometer bibit muda bulu tangkis dunia. Semua negara yang ambil bagian mengirimkan para pemain muda terbaik. Selain untuk membawa pulang trofi beregu campuran, juga lima penghargaan individual (tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri dan ganda campuran) yakni Piala Eye Level.

Kedigdayaan Tiongkok menunjukkan bahwa proses regenerasinya berjalan baik. Negeri di Asia Timur itu masih menjadi gudang para pebulutangkis. Selain Tiongkok yang belum juga tergoyahkan, muncul pula Malaysia dan Thailand.

Malaysia yang menumbangkan Indonesia di babak perempat final membawa pulang medali perak, sementara Thailand menggondol medali perunggu bersama Jepang. Hal ini jelas menunjukkan bahwa dua negara tetangga itu sudah sangat serius memperhatikan regenerasi bulu tangkis.

Malaysia memiliki Chen Tang Jie dan Thinaah M (ganda campuran), Leong Jun Hao (tunggal putra) dan Goh Jin Wei (tunggal putri) tampil cukup baik dan memiliki harapan masa depan yang cerah. Sementara di tim Thailand ada Pakin Kunanuvit dan Ruethaichanok Laisuan (ganda campuran), Kantaphon Wangcharoen (tunggal putra), Pompawee Chuchuwong di tunggal putri, serta Panachai Worasaktayanan dan Warit Sarapat (ganda putra).

Indonesia urutan lima

Sementara itu kontingen Indonesia harus puas menempati urutan kelima. Setelah dipecundangi Malaysia, Gregoria Mariska dan kolega berjuang mengalahkan India dan Taiwan untuk mendapat tempat kelima. Seperti bisa diduga, Merah Putih tak kesulitan meladeni kedua negara itu. India dibekuk 3-0 sementara Taiwan menyerah setelah berjuang empat partai atau dengan skor akhir 1-3.

Pencapaian kali ini boleh dibilang menurun. Di tiga tahun terakhir, sejak 2013 hingga 2015, Indonesia selalu menjadi langganan finalis. Di tiga edisi sebelumnya Merah Putih mampu melewati hadangan Thailand, Jepang dan Taiwan untuk beradu dengan Tiongkok.

Penurunan prestasi itu diakui oleh manajer tim Fung Permadi. Dikutip dari badmintonindonesia.org, Fung meminta maaf atas hasil tersebut yang diyakini sudah maksimal.

“Mungkin memang belum seusai harapan, tetapi inilah hasil terbaik dan sudah maksimal dari anak-anak ini untuk pertandingan beregu,” tandas Fung.

Lebih penting dari itu ajang ini menjadi pembelajaran berarti untuk melihat sejauh mana pola pembinaan dan pendampingan kepada para pemain muda. Berkaca dari penampilan para pemain Tiongkok dan negara-negara lain, Indonesia bisa mengambil hikmah untuk melakukan evaluasi dan perbaikan agar potensi yang sudah terlihat itu bisa diasah untuk mencapai prestasi yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun