Tak heran dukungan agar Gita maju lagi mengalir dari 20 Pengurus Provinsi. Saat pengembalian formulir pendaftaraan yang diwakili Ketua Umum Pengprov PBSI Kalimantan Tengah, Barlen didampingi juru bicara tim Pendukung Gita Wirjawan, Sofyan Masykur yang juga merupakan Sekretaris Umum Pengprov PBSI Kalimantan Timur, hadir pula perwakilan dari sejumlah Pengprov untuk menunjukkan dukungan mereka kepada Gita.
“Pak Gita sudah terbukti kinerjanya dengan pembinaan atlet yang baik serta prestasi yang mendunia. Di samping itu karena kemampuan manajerialnya yang bagus maka Pak Gita mendapatkan dukungan dari Pengprov-Pengprov dan para pelaku olahraga bulutangkis, yaitu atlet, pelatih dan elemen bulutangkis lainnya,” ungkap Sofyan.
Di balik prestasi Gita ada hal-hal yang belum atau luput dari perhatian. Perhatian yang intes terhadap klub-klub untuk menjaring bibit-bibit muda, serta mandeknya sektor putri adalah beberapa contohnya.
Gelar-gelar yang bisa dibawa pulang para pebulutangkis di atas tentu bisa lebih banyak andai saja kita tidak hanya bergantung pada pemain-pemain senior. Bila digerai, gelar-gelar prestisius itu sebagian besar disumbangkan para pemain kawakan. Dan lebih dari itu hampir semuanya berasal dari sektor-sektor andalan seperti ganda putra, dan ganda campuran, serta ganda putri. Sementara sektor tunggal, terutama tunggal putri, nyaris tak bisa berbuat banyak.
Sudah bukan rahasia lagi sektor tunggal menjadi PR besar pengurus PBSI selama beberapa periode terakhir. Setelah era Taufik Hidayat, Susi Susanti, Mia Audina dan beberapa pemain tunggal lainnya, Indonesia praktis hanya menjadi penonton di panggung-panggung internasional. Pertanyaan, apa yang telah dilakukan Gita dan kolega selama empat tahun terakhir?
Bagaimana Wiranto?
Munculnya nama Wiranto cukup mengagetkan, walau fenomena pejabat rangkap jabatan bukan hal asing di negeri ini. Saat acara deklarasi, mantan Panglima TNI itu mengaku bahwa dirinya penggemar bulu tangkis.
Alasan tersebut diperkuat dengan keinginannya untuk mengembalikan kejayaan bulu tangkis Indonesia secara paripurna. Tak hanya kaya pengalaman politik dan militer, Wiranto juga pernah menahkodai sejumlah induk olahraga seperti taekwondo, bridge dan karate.
“Saya masih memiliki semangat untuk memimpin organisasi olahraga, meskipun sebenarnya saya ingin istirahat setelah berpengalaman memimpin tiga cabor. Namun saya melihat prestasi bulutangkis Indonesia masih bisa ditingkatkan lagi,” aku Wiranto.
Selain itu, saat ini Wiranto masih terikat jabatan politis, sebagai koordinator untuk urusan-urusan yang sangat vital dan penting di rebublik ini. Bila Jokowi tak berubah pikiran, jenderal 69 tahun itu akan menjabat menteri hingga tiga tahun ke depan. Artinya, bila terpilih sebagai ketua PBSI, maka selama tiga tahun ke depan, Wiranto akan berdiri di antara dua kursi. Bagaimana bisa ia menerjemahkan cita-cita dan menunaikan amanah untuk meningkatkan prestasi bulu tangkis tanah air bila pikiran dan hatinya mendua?