Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Ramai tapi Tanpa Arah, Itulah Tenis Meja Kita

14 Oktober 2016   15:49 Diperbarui: 14 Oktober 2016   15:56 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua dasawarsa kemudian, tahun 1958 tepatnya, PPPSI berganti nama menjadi PTMSI, Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia. Perubahan nama tersebut terjadi dalam kongres di Surakarta. Dua tahun kemudian PTMSI memperluas pergaulannya dengan menjadi anggota Federasi Tenis Meja Asia (TTFA) dan bergabung dengan ITTF setahun kemudian.

Di tingkat lokal pingpong pun sudah dipertandingkan sejak Pekan Olahraga Nasion (PON) pertama di Solo. Dan cabang tersebut tetap bertahan hingga edisi ke-19 yang baru saja berakhir di Jawa Barat.

Tanpa Arah

Pertanyaan penting, bagaimana dengan prestasi tenis meja kita saat ini? Di tingkat akar rumput antusiasmenya tak juga berkurang. Menurut catatan Kompas,(5/10/16, hal.31), di arena PON Jabar animo penonton tetap tinggi. Gelanggang Olahraga (GOR) 3 ITB Jatinangor, Sumedang, sebagai tempat perhelatan cabang tersebut, tak kehilangan penikmat.

Namun antusiasme penonton yang stabil itu tak dibarengi dengan prestasi. Coba tengok atlet-atlet yang bertarung di ajang tersebut. Masih menurut sumber yang sama, muka-muka lama masih saja muncul, seperti Ling Ling Agustin dan Ismu Harinto. Berapa usia mereka? Sudah lewat kepala empat! Alamak!

Ismu Harinto/Tempo.co
Ismu Harinto/Tempo.co
Pemandangan serupa bukan baru kali ini. Dalam delapan tahun terakhir tidak ada perubahan signifikan dalam regenerasi atlet tenis meja. Sehingga dengan wajah seperti itu, jangan kita berharap akan berprestasi ke tingkat internasional. Saat menulis artikel ini, saya sempat mencari-cari situs yang mengajikan daftar rangking pemain tenis meja dunia, termasuk menyusuri situs resmi ITTF (www.ittf.com). Daftar peringkat dunia itu menjadi cermin untuk melihat prestasi olahraga tenis meja suatu negara.

Di sektor putra dan putri, empatbesar dikuasai oleh Tiongkok. Di sektor putra Tiongkok berturut-turut menempatkan Ma Long, Fan Zhendong, Xu Xin dan Zhang Jike. Di bagian putri dua posisi teratas secara bergilir berpindah di antara Ding Ning dan Liu Shiwen, serta Li Xiaoxia dan Zhu Yuling.

Ma Long menyabet medali emas Olimpiade Rio 2016/teamusa.org
Ma Long menyabet medali emas Olimpiade Rio 2016/teamusa.org
Selain Tiongkok yang hampir identik dengan olahraga ini, ada negara-negara Asia Timur lainnya seperti Jepang, Hong Kong dan China Taipei yang bersaing di lingkaran 10 besar dunia. Tak ketinggalan negara tetangga kita, Singapura turut mengirim wakilnya dalam daftar tersebut. Negeri Singa memiliki dua pemain tenis putri yang sangat diperhitungkan yakni Feng Tianwei di urutan lima dunia dan Yu Mengyu di tempat ke-12.

Bagaimana dengan Indonesia? Coba Anda cek adakah situs resmi PTMSI yang menampilkan daftar peringkat para pemain tenis meja kita? Kompaspernah bertanya kepada para atlet senior terkait peringkat nasional mereka. Ada yang mengaku tidak ingat kapan terkhir memiliki peringkat nasional. Selebihnya, pecah tertawa.

Di tambah sejumlah kenyataan di arena PON, jawaban- jawaban tersebut sudah cukup representatif menggambarkan kondisi tenis meja tanah air. Pertanyaan kita, apa saja yang sudah dilakukan PTMSI selama ini? Ke mana saja para pemangku kepentingan terkait cabang olahraga tersebut?

Jangan-jangan....ah sudahlah. Bila Anda memiliki jawaban silahkan berbagi. Sambil menanti suara dan pendapat, mari bermain ping pong ala kita. Kita ramaikan kehidupan akar rumput di akhir pekan ini, memukul dan menangkis si bola pentol itu walau kadang tak tentu arah seperti mereka yang “di atas” itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun