Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Akhir yang Pilu untuk Ahsan dan Hendra

30 September 2016   16:52 Diperbarui: 1 Oktober 2016   17:55 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon juara Australia Open 2016/tribunnews.com.

Kebersamaan Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan berakhir pilu. Ganda senior Merah Putih itu tak mampu berbicara banyak di turnamen Korea Terbuka yang merupakan turnamen terakhir sebelum keduanya berpisah. Langkah pasangan peringkat lima dunia itu terhenti di babak perempatfinal.

Adalah Li Junhui/Liu Yuchen yang menjadi mimpi buruk pasangan Juara Dunia 2013 dan 2015 itu. Pasangan muda Tiongkok itu kembali menjegal Hendra/Ahsan sama seperti di babak semi final Jepang Terbuka beberapa hari sebelumnya (tulisan lengkap di sini).

Pasangan yang sama-sama masih berusia 21 tahun itu menggagalkan harapan Hendra/Ahsan menorehkan perpisahan yang  manis dengan gelar juara di turnamen terakhir. Selain itu Li/Liu mencatatkan rekor tersendiri atas pasangan juara All Engaland 2014 itu. Dalam tujuh pertemuan mereka, Li/Liu berhasil mengantongi lima kemenangan.

Menyaksikan pertandingan hari ini terlihat jelas seperti apa semangat Hendra/Ahsan. Tampaknya mereka kesulitan untuk mengatasi tekanan psikologis untuk memenangkan pertandingan, dan ambisi Li/Liu melanjutkan tren positif.

Hendra/Ahsan sempat memimpin di awal game hingga posisi 1-3. Setelah itu,  Li/Liu berhasil memberikan tekanan dengan memanfaatkan  tenaga muda mereka. Smes-smes keras sulit dibendung Hendra/Ahsan sehingga poin demi poin berhasil diperoleh. Setelah menyamakan kedudukan 3-3, pasangan muda Tiongkok itu terus melaju hingga mengakhiri game pertama dengan skor 21-11.

 “Lawan kami tenaganya kencang-kencang dan mungkin mereka sangat percaya diri kalau melawan kami,” tutur Ahsan seperti dikutip dari badmintonindonesia.org.

Di game kedua, Li/Liu semakin percaya diri. Pola permainan Hendra/Ahsan dengan mudah diladeni dan balik memberikan tekanan dengan serangan tajam dan permainan cepat. Berbeda dengan babak pertama laju perolehan poin di babak kedua sedikit lebih lambat. Li/Liu hanay memberi nafas kepada Hendra/Ahsan hingga poin ke-16 untuk mengakhiri pertandingan dengan skor 21-11 dan 21-16.  

“Li/Liu sudah siap dengan pola permainan kami. Saat kami mengubah permainan menjadi defense juga bisa ditembus terus,” tambah Hendra usai pertandingan yang berlangsung 27 menit itu.

Siapa mengambil panggung?

Melihat sepak terjang Hendra/Ahsan dalam setahun terakhir tampaknya keputusan PBSI untuk menceraikan mereka tidak berlebihan (ulasan lengkap di sini). Terakhir kali Hendra/Ahsan naik podium utama di Thailand Masters awal tahun ini.

Setelah ini kedua pemain senior itu akan mendampingi para pemain muda. Hendra bertandem dengan Rian Agung Saputro, sementara Ahsan menjadi mentor bagi Berry Angriawan. Sepak terjang pasangan baru ini langsung diuji di dua turnamen super series pada pertengahan hingga akhir bulan Oktober. Denmark Open Superseries Premier pada 18-23 Oktober, selanjutnya Prancis Open Superseries pada 25-30 Oktober.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun