Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Saatnya Rooney Dapat “Pelajaran” dari Mourinho

23 September 2016   10:47 Diperbarui: 24 September 2016   02:12 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mourinho dan Rooney/MIrror.co.uk

Padahal dari segi usia, Rooney masih terlalu mampu untuk berbuat yang sama seperti yang dilakukan para pemain muda. Pun mendekati performa memukau saat masih berseragam Everton atau menjadi buldozer saat membela Inggris di Euro 2004. Skill dan fisik yang dimiliki rasa-rasanya tak terlalu menjadi masalah bagi pemain 30 tahun itu untuk berkreasi di dan menusuk dari lini kedua. Namun sekali lagi, semua itu masih jauh panggang dari api.

Entah mengapa kapten timnas Inggris bisa seperti itu. Apakah posisi bermain menjadi persoalan? Saat dikembalikan ke posisi semula kala menghadapi Waford pekan lalu, hasilnya setali tiga uang.

Rooney saat menghadapi Watford/Mirror.co.uk
Rooney saat menghadapi Watford/Mirror.co.uk
Dalam kondisi seperti ini tekanan publik Old Trafford kepada Mourinho semakin menguat. Mayoritas fans tak segan meminta Rooney ditepikan. Mantan pemain United dan para pengamat pun satu suara.

Saat ini keputusan ada di tangan Mourinho. Sepertinya kepercayaan eks pelatih Chelsea, Inter Milan, Real Madrid dan FC Porto pada Rooney masih cukup besar. Bisa saja Mou masih tersandera nama besar dan reputasi Rooney, persis seperti yang terjadi di era David Moyes dan Lous van Gaal.

Namun kondisi tim mendesak direstorasi. Ketidakseimbangan di sejumlah lini, terutama di lini kedua terlihat jelas. Jangan sampai pemilik 604 caps bersama United itu terus menjadi masalah bagi tim. Kelambanan Rooney jelas bertentangan dengan kecepatan eksplosif Rashford dan Anthony Martial serta kecerdasan pergerakan Ibrahimovic.

Sejujurnya, ia perlu belajar dari Sir Alex Ferguson yang berani mencadangkan Rooney saat sang pemain tak bisa mempertanggungjawabkan kepercayaan yang diberikan. Selain sebagai ganjaran, cara seperti itu adalah bentuk pelajaran bagi setiap pemain agar selalu menjaga konsistensi dan performa dan tidak lagi bergantung pada popularitas dan nama besar semata.

Selain itu, sikap tegas itu akan mendatangkan umpan balik penting. Spirit dan daya juang para pemain akan menyala untuk berkompetisi mengeluarkan kemampuan terbaik demi mendapat tempat utama. Dalam semangat persaingan sehat itu, Mourinho tak akan kesulitan mendapatkan formasi yang pas untuk mengembalikan United di jalur perburuan gelar, sekaligus merebut kembali hati mereka yang kecewa karena berani menepikan sang kapten.

Dalam kondisi ini keberanian Mourinho benar-benar diuji dan posisinya pun dipertaruhkan. Kita lihat saja apa yang terjadi dengan Mourinho dan Rooney akhir pekan ini. Apakah ia masih tersandera nama besar Rooney? Atau sudah “move one” dari pertimbangan sekunder untuk menempatkan kepentingan tim di atas segalanya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun