Tak berlebihan Messi sedemikian terpukul. Kedigdayaan dan nama besar belum juga berarti bagi negara. Ia boleh saja meraup banyak gelar bagi Barcelona, yang mana telah meminangnya sejak berusia 13 tahun. Pun menggondol deretan prestasi individu yang berpuncak pada lima gelar pemain terbaik dunia alias Ballon d”or.
Namun, semua itu seakan tak berarti apa-apa saat diminta untuk mengatasi rasa lapar dan haus gelar segenap warganya yang sudah berlangsung lebih dari dua dekade. Ia boleh saja dielu-elukan dan dipuja-puji di benua Eropa, tetapi dedikasi tertinggi bagi Argentina tak kunjung tercapai.
“Saya pikir sudah cukup. Itu yang saya rasakan sekarang, apa yang saya pikirkan. Sebuah kesedihan yang luar buasa. Sakit tak menjadi juara,”tutur Messi lagi.
Keputusan Messi akan berdampak luas. Secara negatif, akan melahirkan gelombang pensiun dari timnas Argentina. Messi saja yang baru berusia 29 tahun berani mundur, apalagi pemain yang jauh lebih senior seperti Javier Mascherano yang telah berusia 32 tahun.
Aroma pensiun besar-besaran itu sudah dihembuskan para pemain lain seperti yang diungkapkan Aguero.
“Messi mungkin tidak akan menjadi satu-satunya pemain yang meninggalkan tim nasional. Ada banyak pemain yang sedang mempertimbangkan untuk berhenti.”
Lebih lanjut, striker Manchester City itu berkata, "Saya rasa ini saatnya bagi kami untuk hengkang dari timnas dan memberikan kesempatan bagi para pemain lain."
Keputusan pensiun dari pemain sekaliber Messi mengejutkan. Aneh, bisa jadi. Pasalnya, usianya masih memungkinkan untuk berdarmabakti bagi negaranya. Pencapaian melewati catatan Gabriel Batistuta sebagai pencetak gol terbanyak timnas baru saja tercapai. Bukan mustahil Piala Dunia 2018 masih bisa dikejar, walau untuk itu ia haru bekerja keras baik secara pribadi maupun tim. Atau setidaknya mempersiapkan jalan bagi Argentina menuju Rusia di babak kualifikasi yang kini masih berlangsung.
Selain itu, pemain besar lainnya seperti mantan kapten timnas Jerman, Philipp Lahm berani memutuskan penisun di usia 30 tahun. Bedanya Lahm yang kini masih menjadi tumpuan Bayern Muenchen mundur dengan kado manis, yakni trofi Piala Dunia 2014.
Di sisi lain, mundurnya Messi mengisyaratkan kebesaran hatinya untuk berkata cukup. Meski dalam hati gundah-gulana, Messi dengan sendirinya membuka jalan bagi para pemain muda untuk berbakti bagi negara. Messi membuka ruang regenerasi.