Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Leicester Favorit, Spurs Juara Mengapa Tidak?

1 Maret 2016   14:58 Diperbarui: 1 Maret 2016   15:50 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pochettino memiliki modal skuad muda dengan tenaga dan semangat yang menggebu-gebu. Selintas kita menilai bahwa Spurs hanya mengandalkan Harry Kane seorang diri. Bahkan David Pleat, manajer Spurs sejak 1987-1989 sempat berpikir demikian mengingat kesukaan Pochettino memainkan formasi 4-5-1 dengan Kane sebagai ujung tombak, persis seperti Clive Allen pada musim 1987.

[caption caption="Nacer Chadli (kiri)/gambar Dailymail.co.uk"]

[/caption]

Namun Kane seorang diri tak ada artinya jika tak disokong oleh tim yang padu. Tak mungkin membayangkan Kane mencetak gol tanpa memperhitungkan pertahanan yang tangguh, permainan cepat dari kaki ke kaki, serangan balik mengagumkan dan passing akurat yang membuat lawan kelabakan.

Selain Kane, sosok seperti Ryan Mason, Tom Carroll, Danny Rose dan Nabil Bentaleb yang dipertahankan John McDermott dan staf akademi patut disebut. Tak terkecuali, Eric Dier, Kieran Trippier dan Ben Davies yang kini baru diakui sebagai pembelian cerdas Pochettino.

Meski sebagian besar dihuni pemain muda tak berarti mental mereka pun ‘muda’. Dari waktu ke waktu mental bermain mereka kian terasah. Terbukti skuad muda Spurs mampu menyingkirkan tim kuat Italia Fiorentina dari pentas Liga Europa. Sambil menyingkirkan rasa sesal, pelatih La Viola Paulo Sousa angkat topi dan tak segan menyebut Spurs sebagai salah satu tim terbaik Eropa saat ini.

"Kami telah menunjukkan mentalitas yang besar musim ini dan saya pikir kami kuat: kami tahu itu,”ungkap kapten Spurs Hugo Lloris.

Spurs telah memiliki modal untuk berbicara banyak musim ini. Ditambah lagi di pentas Liga Primer Inggris, mereka tak punya beban dan tekanan apapun kecuali hasrat untuk mengakhiri puasa juara selama 55 tahun. Bila itu tak terwujud setidaknya mereka telah menunjukkan diri sebagai salah satu tim yang patut diperhitungkan, dengan komposisi para pemain muda yang memiliki masa depan cerah.

Berbeda dengan Spurs dan Leicester, tim-tim besar lainnya terikat target tinggi dan tengah memikul beban besar karena nama dan sejarah besar serta investasi besar-besaran. Seperti Chelsea, sang juara bertahan yang tengah terseok-seok di papan bawah dan berusaha untuk menutup malu setidaknya dengan finish di papan tengah. Demikian pula Arsenal yang sarat pemain bintang tengah menanti gelar liga setelah 12 tahun. Pun duo Manchester yang kini saling mengejar di posisi empat dan kelima, persis seperti mereka sedang berkejar-kejaran penuh nafsu di bursa transfer.

N.B:

Pertandingan tengah pekan ini akan menentukan konstelasi papan atas Liga Primer Inggris:

Leicester vs West Brom (2/3)

Arsenal vs Swansea (3/3)

West Ham vs Tottenham (3/3)

Liverpool vs Manchester City (3/3)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun