Seperti Barcelona yang baru menarik nafas lega usai mengalami nasib yang sama di 2014, kini giliran duo Madrid. Keduanya hanya bisa menjadi penonton di jendela transfer musim panas 2016 dan musim dingin 2017.
Artinya, Madrid dan Atletico tak bisa berbelanja dan mendaftarkan pemain di dua jendela transfer itu. Kesempatan untuk berbelanja terdekat adalah saat ini ketika jendela transfer musim dingin.Â
Lubang yang sama
Bagi Real Madrid, ini merupakan hantaman ketiga dalam rentangan tujuh bulan terakhir. Madrid sepertinya jatuh pada lubang yang sama. Performa tim yang menurun berdampak pada pemecatan Carlo Ancelotti dan Rafa Benitez. Belum selesai dengan pemecatan, Madrid juga harus gigit jari terdepak dari Copa del Rey karena memainkan Denis Cherishev yang dianggap tidak ‘sah’.
Terkait diskualifikasi dari Copa del Rey, Madrid telah berusaha keras berkilah dan mengaku tak tahu. Berbagai langkah hukum dan banding tak juga berdaya menghindari mereka dari sanksi.
Hantaman yang lebih serius, embargo transfer, tentu membuat Madrid makin gigih. Tak terlibat dalam aktivitas transfer dalam rentang 18 bulan bukan sesuatu yang mengenakkan, apalagi Madrid yang gemar membeli pemain karbitan dan bintang yang sudah jadi.
Berbeda dengan Madrid, Atletico lebih memilih investasi pemain muda. Dalam setahuh terakhir, Diego Simeone lebih rajin membidik bintang-bintang muda. Sebagai contoh, Matias Kranevitter dan Augusto Fernandez didatangkan dari Argentina. Namun sanksi ini tetap berpengaruh pada rencana investasi tersebut, terlebih dalam perjuangan untuk kembali menjadi yang terbaik di Spanyol.
"Tidak dapat melakukan perekrutan merupakan masalah karena musim-musim sangat panjang dan Anda memerlukan pemain-pemain. Untungnya, kami memiliki skuad yang besar dan bagus dengan pemain-pemain muda yang dapat mengatasi dua bursa transfer tanpa melakukan perekrutan-perekrutan,"ungkap presiden Atletico Enrique Cerezo.
Tiru Barca
Sanksi ini tentu amat tak mengenakkan bagi kedua raksasa. Maka langkah pengajuan banding pun ditempuh. Kedua kubu sudah mengutarakan rencana tersebut. Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga (CAS) menjadi tempat keduanya mengadu dan mencari pertolongan.
Setidakanya mereka ingin mencoba peruntungan agar benar-benar bisa lolos dari sanksi. Paling tidak meniru cara Barcelona menunda skors yang jatuh pada April 2014 dan menundanya sampai bursa transfer Januari dan musim panas 2015.