[caption caption="Lionel Messi dan FIFA Ballon d'Or 2015 (gambar:www.dailymail.co.uk)"][/caption]
Gelaran FIFA Ballon d’Or 2015 sudah berakhir. Sang pemenang pun sudah diketahui. Namun catatan sejarah akan tetap membekas.
Dengan tanpa mengganggu-gugat keputusan sah yang sudah dibuat, menarik mengangkat salah satu sisi subjektif dari pemilihan pemain terbaik dunia. Sebagaimana diketahui, pemenanga Ballon d’Or merupakan akumulasi dari jumlah suara para pelatih, kapten tim nasional dan wartawan berpengaruh dari setiap tim nasional yang tergabung dalam Badan Sepakbola Dunia (FIFA).
Setelah FIFA dan French Football-majalah yang menggagas Ballon d’Or sejak 1956- menetapkan daftar 23 kandidat, maka tiba giliran ketiga perwakilan lebih dari 500 negara untuk memilih tiga jagoan yang biasa terjadi saban November. Â
Tak heran bahwa tak semua pemilih kompak menjagokan satu orang atau setidaknya memasukan nama yang sama sebagai salah satu dari tiga nomine. Demikian pun tak heran bila ada pemain yang oleh sebagian khalayak dan media dianggap sebagai bintang namun sama sekali tak masuk bidikan.
Entah apa yang menjadi alasan di balik pilihan tersebut. Di sinilah letak subjektivitas pemilih yang membuka ruang munculnya sentimen.
Anti-Messi
Messi boleh saja menjadi pemenangan Ballon d’Or 2015. Namun lebih dari 41 persen suara (tepatnya 41,33 persen) yang terkumpul merupakan hasil dukungan sekaligus bentuk antipati. Dari daftar yang dikeluarkan sejumlah media internasional, tak kurang dari 30 kapten timnas tak memilih Messi. Alih-alih menempati urutan pertama, masuk dalam daftar saja tidak.
Kapten timnas Jerman, Bastian Schweinsteiger dan kapten timnas Kolombia James Rodriguez adalah contoh. Schweinsteiger menganggap kiper negaranya Manuel Neuer lebih jago dari Messi. Tak hanya itu di mata gelandang Manchester United, Messi tak lebih hebat dari Thomas Muller dan Neymar Jr yang masing-masing menempati pilihan kedua dan ketiga.
Demikianpun bagi James. Mantan pemain Monaco sekaligus rival di La Liga menganggap ketiga rekan setimnya di Real Madrid, Ronaldo, Karim Benzema dan Gareth Bale lebih pantas mendapatkan bola emas.
Seperti itu pula menurut Robert Lewandowski, kapten timnas Polandia. Pemain yang kini berseragam Bayern Muenchen memilih Manuel Neuer, Arturo Vidal dan Thomas Muller.