Meski ada yang beranggapan bahwa Charlton lebih bersinar di Piala Dunia, namun tak bisa dipungkiri bahwa secara tim Charlton dikelilingi oleh ’generasi emas” Inggris seperti kiper Gordon Banks, Bobby Moore dan Alan Ball serta pahlawan Piala Dunia yang mencetak hat-trick Sir Geoff Hurst.
Namun torehan 49 gol Charlton perlu diapresiasi mengingat posisi awalnya bukan sebagai seorang striker. Ia bermain lebih melebar dan menjadi seorang playmaker. Sementara Rooney selalu menjadi ujung tombak.
Charlton tampil lebih konsisten selama kiprahnya bersama timnas. Hampir ia tak pernah berganti-ganti pasangan selain bersama Hanya Keith Newton, Terry Cooper, Brian Labone, Alan Mullery dan Francis Lee diganti George Cohen , Jack Charlton, Nobby Stiles dan Roger Hunt. Mungkin juga waktu itu tak ada pilihan lain.
Sementara itu Rooney, sejak memulai debutnya pada usia 17 tahun saat melawan Australia di Upton Park pada 13 Februari 2003 telah berganti-ganti pasangan.
Tak hanya itu selama beseragam timnas Charlton ‘bersih’ dari kartu. Sementara Rooney telah mengemas 11 kartu kuning dan dua kartu merah.
Pada Euro 2012 di Polandia dan Ukraina Rooney harus kehilangan dua pertandingan fase grup menghadapi Perancis dan Swedia sebagai ganjaran atas kartu merah yang diperoleh karena menendang bek Montenegro Miodrag Dzudovic.
Dalam hal tertentu pesona Charlton lebih berkilau, namun patut diakui kini nama Rooney-lah yang tercatat dalam buku sejarah Inggris sebagai top skor timnas.
Pemain yang sebenarnya tampil apik di sayap kiri ini, telah melewati terang-gelap dan menjadi sosok yang disegani baik di ruang ganti sebagai kapten maupun di lapangan sebagai salah satu juru gedor.
Rooney bahkan sanggup menunjukkan dirinya sebagai sosok yang dirindukan oleh setiap pelatih timnas Inggris. Sejak era Sven-Goran Eriksson, selanjutnya Steve McClaren, Fabio Capello hingga Roy Hodgson, pemain dengan sapaan manis Wazza ini menjadi anak emas dan enggan 'dilepas'.