Perkembangan teknologi informasi telah menghasilkan konsep digitalisasi dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Salah satunya adalah bentuk penetrasi digital dalam industri media.
Media sosial maupun media massa terus berkembang dengan beradaptasi dan menyesuaikan konten-konten yang diminati oleh publik di era media baru.
Viral dan Media Baru
Dalam era media baru, audiens yang sebelumnya hanya berperan sebagai konsumen sekarang memiliki kesempatan menjadi produsen informasi dan konten media.
Mereka pun berlomba-lomba menghasilkan produk-produk media yang berkiblat pada logika viralitas dan ketenaran.
Verdy Firmantoro menyebutkan bahwa fenomena ini dikenal sebagai desentralisasi informasi, di mana setiap individu memiliki peran dalam menentukan agenda media.
Media konvensional seperti surat kabar, radio, televisi, dan sebagainya yang memegang posisi penting sebagai media arus utama perlahan-lahan digeser oleh media sosial dan internet.
Di tengah arus disrupsi, media dan pers dituntut untuk menjaga amanah reformasi, sebagai akselerator perubahan yang bekerja hanya dengan fakta-fakta dan data-data yang ada.
Permasalahannya, media dan pers berada di tengah konflik berat, di satu sisi mereka perlu menghadapi hibridisasi global, di sisi lain mereka juga berhadapan dengan kelindan kekuasaan.