Covid-19 pada tahun 2020 telah membawa perubahan paradigma secara menyeluruh. Peraturan pemerintah mengharuskan pembelajaran yang dulunya hanya dilakukan di ruang kelas diubah menjadi pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh yang dilakukan di rumah.Â
Pembelajaran online adalah proses pembelajaran yang memanfaatkan internet sebagai sumber informasi. Dengan jenis pendidikan ini, tidak ada batasan waktu dan tidak diperlukan pertemuan tatap muka, sehingga dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun. Pembelajaran online semakin canggih di era kemajuan teknologi saat ini, dengan berbagai program dan fitur yang membantu penggunanya.Â
Manfaat pembelajaran online yang dapat digunakan oleh para pengajar antara lain adalah kebebasan dari batasan waktu dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas tanpa harus bertemu langsung. Jarak sosial dipraktikkan di Indonesia di semua bidang kehidupan, termasuk pendidikan. Akibatnya, dapat dikatakan bahwa satu-satunya alternatif pembelajaran yang tersedia bagi para pendidik untuk meningkatkan standar pendidikan di Indonesia adalah pembelajaran online.
Pembelajaran online tidak sesederhana kelihatannya, meskipun terlihat indah dan sempurna. Ketika pembelajaran online dipilih untuk menggantikan pembelajaran tatap muka, banyak tantangan yang dihadapi.Â
Dimulai dari kurangnya smartphone atau hp untuk setiap siswa dan terbatasnya sinyal atau paket data. Beberapa siswa dan orang tua melihat ketersediaan pekerjaan rumah secara online sebagai sebuah kesulitan.Â
Orang tua dan anak yang belum pernah menggunakan smartphone akan kebingungan dan mungkin tidak dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Anak-anak sekolah dasar biasanya terpengaruh oleh hal ini.
Para guru harus kreatif dan imajinatif untuk mengimplementasikan pembelajaran daring secara efektif ketika pembelajaran berlangsung di rumah. Terlepas dari batasan-batasan ini, proses pembelajaran Daring tidak dapat sepenuhnya digunakan untuk mencegah siswa kehilangan minat dalam belajar. Menurut Syah (1995), "Banyak faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas hasil belajar siswa, antara lain: intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi belajar siswa." Motivasi belajar ini sangat terkait dengan hasil belajar.
Motivasi siswa untuk belajar tidak diragukan lagi dipengaruhi oleh pembelajaran daring. Karena banyak siswa yang terlalu malas untuk menyelesaikan tugas mereka dan orang tua yang menyelesaikan tugas tersebut untuk mereka, anak-anak tidak belajar dengan efektif. Orang tua yang juga harus bekerja menyesali situasi ini karena mereka merasa sulit untuk membantu anak-anak mereka belajar, dan akibatnya, anak-anak tidak terdorong untuk belajar di rumah.
Pengawasan orang tua jelas diperlukan untuk proses pembelajaran online untuk memastikan bahwa siswa belajar di rumah. Namun, pengawasan orang tua terhadap penggunaan smartphone/hp dan alat bantu belajar lainnya masih kurang. Akibatnya, anak-anak menjadi ketergantungan untuk bermain game di smartphone dan media bantuan belajar lainnya, yang menurunkan semangat mereka untuk belajar. Anak-anak kurang termotivasi ketika mengerjakan tugas mereka dan juga meremehkan tugas tersebut.
Orang tua harus berperan dalam proses pembelajaran online. Dengan memantau, memberikan fasilitas terbaik, dan sering menginspirasi anak untuk terus belajar melalui media online, orang tua harus mempersiapkan anak-anak mereka untuk pembelajaran secara daring. Untuk membuat pembelajaran daring ini menyenangkan, guru juga harus mengembangkan metode mereka sendiri, guru harus imajinatif dan kreatif dalam penyampaikan materi pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H