Malam yang begitu sunyi, seakan malam adalah kesunyian itu sendiri. Seorang gadis termangu dalam diam, ia duduk di tempat favoritnya, di atap rumah sambil ditemani seorang kucing.
Apa yang sedang dipikirkan gadis itu? Tidak tahu. Angin berhembus begitu saja melewatinya, sudah terlalu lama gadis itu berdiam diri disana. Kucingnya bolak-balik mencoba untuk menyadarkan gadis itu, namun selalu gagal.
"Meaw" Si kucing menoel-noel tubuh gadis itu. Tak kunjung sadar, si kucing naik ke pangkuannya dan duduk di sana.
"Meaw" Kucing kecil itu kembali berdiri, ia mencakar pemiliknya sampai ia tersadar.
"Astaga, pus! Kenapa dicakar? Dasar kucing nakal!" Gadis itu menyerngit kesakitan. Kucing kecil itu merasa puas dan kembali ke pangkuan gadis itu.
"Purr" Seperti ombak, kemarahan gadis itu menjalar ke seluruh tubuhnya, namun apa daya ia tidak kuasa untuk memarahi kucing kesayangannya itu.
"Astaga pus! Mana mungkin aku bisa memarahimu!" Gadis itu mengangkat kucingnya dan memeluknya erat, namun tanpa disangka-sangka pakaiannya seketika basah dan berbau tak sedap.
"APA INI, KAMU KENCING YA?! DASAR KUCING MINTA DIAJAR!" Gadis itu meletakkan kucingnya dengan kasar dan kembali turun. Kucing kecil tersebut hanya tertawa melihat perilaku sang gadis. Setidaknya, ia berhasil membuat majikan kesayangannya tersenyum kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H