Tambang adalah kosakata dasar dari pertambangan, yaitu suatu proses untuk mendapatkan material yang terkandung di dalam bumi, baik secara mekanis maupun manual, pada permukaan bumi, di bawah permukaan bumi, atau di bawah permukaan air.
Membicarakan mengenai masalah pertambangan memang tak ada habisnya. Tambang adalah kekayaan alam yang sangat besar nilainya. Mudah digunakan namun sulit untuk di dapatkan. Seperti yang kita tahu, tambang bukanlah sumber daya alam yang mudah untuk diperbaharui. Dalam prosesnya, untuk mendapatkan barang tambang, memakan waktu yang cukup lama.
Sudahkah kalian sadari makna barang hasil pertambangan untuk kehidupan? Dan tahukah kalian dampak negatif bagi alam apa yang akan timbul saat manusia terlalu sering menguras hasil pertambangan dalam jumlah yang sangat besar? . Simak tulisan berikut ini:
Disadari atau tidak disadari, kita tak bisa hidup jauh dari barang hasil pertambangan. Minyak bumi, batu bara, timah, nikel, seng, emas, tembaga, dan masih banyak lagi. Coba anda amati sekeliling anda, dan hitung berapa banyak perabotan yang terbuat dari barang hasil pertambangan. Pastinya banyak bukan?
Tambang sudah mempengaruhi aspek kehidupan manusia sejak lama. Pada zaman logam, manusia sudah mulai menggunakan berbagai macam alat untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan bahan logam. Contohnya adalah kapak candrasa.Â
Kapak ini digunakan sebagai perlengkapan dalam upacara. Terbuat dari perunggu, dengan motif geometris yang dikombinasikan dengan motif lengkung kecil pada gagangnnya.
Namun semua itu tidak akan dapat tercapai jika tambang tidak dikelola dengan benar. Artinya, semua manfaat yang telah disebutkan bisa jadi menjadi berkebalikan. Tidak sesuai dengan ekspetasi yang ada. Keberadaan tambang kerap kali menimbulkan sengketa, seputar lahan atau oleh pihak siapa tambang itu dikelola. Mengapa?.
Padahal, bukan soal dikelola oleh pihak mana yang sepatutnya diributkan. Ini adalah masalah tanggung jawab. Tahukah anda mengenai dampak negatif dalam usaha pertambangan?. Wilayah yang luas sangat dibutuhkan untuk pertambangan sehingga hasil bumi yang kaya itu berhasil di dapat, namun, perluasan wilayah ini menyebabkan vegatasi disekitarnya rusak. Belum lagi kondisi permukaan bumi yang semakin amblas.
Seperti yang dikutip dari saudara Dzulfikar dalam tulisanya yang berjudul ‘Mengurangi Dampak Negatif Tambang’, setidaknya ada beberapa hal yang menjadi sorotan bagi pertambangan yang bertanggung jawab menurut IRMA (Initiative for Responsible Mining Assurance):
- Lokasi Tambang. Pemilik dan operator tambang perlu mempertimbangkan dengan hati-hati lahan dan penggunaan sumber daya pilihan dan melestarikan ekologi dan budaya daerah yang signifikan.
- Pengelolaan lingkungan. Bila memungkinkan, operator pertambangan perlu mengurangi dampak lingkungan dari hilangnya habitat dan polusi selama semua tahap pengembangan tambang.
- Pekerja dan masyarakat yang terkena dampak. Ini termasuk masalah yang berkaitan dengan kebebasan, persetujuan dari masyarakat adat tentang pertambangan, kesehatan dan keselamatan, dan berbagi manfaat yang lebih luas lagi.
- Tata kelola perusahaan. Operator tambang perlu memastikan transparansi dalam pembayaran pendapatan dari perusahaan kepada pemerintah dan melaporkan kemajuan ke arah menerapkan praktik-praktik yang bertanggung jawab.
Perusahaan pertambangan  pastinya harus memikirkan poin-poin diatas. Setidaknya, meski tidak sampai sepenuhnya dapat menanggulangi dampak negatif, perusahaan sudah melaksanakan langkah pencegahan.