Mohon tunggu...
CH Hartanto
CH Hartanto Mohon Tunggu... -

Alumni Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta. Project Officer pada Proyek Penyehatan Putra Bangsa dan Proyek Pangan "BERAU NUSANTARA MAKMUR"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

NKRI Sebagai Khilafah?

23 April 2017   22:05 Diperbarui: 24 April 2017   07:00 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sahabat dan juga rekan,

Sebagai sesama WNI yg muslim, sudah barang tentu kita menjadi target dari gerakan pembentukan "khilafah Islamiah" di NKRI, Klaim dari para pemuka dan tokoh pergerakan ini bahwa ini adalah wujud bangun dari kebangkitan umat ISLAM. Saya yang awam politik ISLAM menjadi bingung apakah harus mendukung apa menolak, tapi yg pasti tidak boleh diam karena ini menyangkut tanggung jawab hidup dan kehidupan saya dan generasi penerus saya. 

Saya mencoba mencari pengetahuan dan pemahaman dari gerakan ini, walau dlm batasan keilmuan, tapi hakekatnya sudah saya dapatkan, yaitu untuk terwujudnya suatu wilayah dengan kehidupan ISLAMIAH. Lah kalau demikian saya tidak berani menolak, karena itu perintah Allah, dan itu juga bangun wujud yang harus diwujudkan oleh segenap umat manusia terutama penganut agama ISLAM, YA SUATU KEHIDUPAN YANG SELAMAT DAN SEJAHTERA

Ayo bergerak, titik nol pergerakan ini di wilayah ini, dimulai dari keadaan dan keberadaan negara Indonesia dengan berbagai keadaannya. Bila pergerakan ini untuk wilayah yang sama dengan wilayah NKRI harus dipelajari dulu "situasi psikologis" para tokoh, pemuka, pemimpin dan penguasa daerah mengapa menyepakati wilayah NKRI adalah melanjutkan atau mengikuti klaim wilayah kolonialisasi Belanda, dan bukan menolaknya sehingga bisa menjadi puluhan negara baru. Rupanya mereka sepakat karena ada kesamaan tujuan yaitu (1) MEMBANGUN MASYARAKAT ADIL MAKMUR sebagai bahasa lain dari makna SELAMAT DAN SEJAHTERA, (2) pola pemilihan pemimpin secara musyawarah dan pemufakatan dari para perwakilan rakyat/daerah. Dan selanjutnya dibuat dan disepakati aturan bersama yg kita kenal dengan nama UUD'45. Dimana para pelaku kesepakatan itu adalah tokoh agama, para cendikia dan tokoh pergerakan yang kebanyakan adalah muslim. Jadi boleh kita klaim bahwa NKRI dibangun oleh para muslimin, diatur dengan mengakomodir secara penuh dengan wawasan KE-ISLAM-AN. Bukankah ini adalah wujud negara ISLAMI ?

Tetap bukan negara Islam karena PANCASILA yang jadi dasar bukan  Al quran dan hadist. Saya jadi ingat nasehat sepuh saya, dalam memandang PANCASILA sebagai akidah tetapi sebagai falsafah hidup. Pancasila adalah bentuk perilaku orang beragama. Memaknai pancasila adalah dilihat dari pralambangnya. Lihatlah sila pertama tergambar ditengah tengah, dan empat sila lainnya tumpang tindih dgn sila pertama, disini rahasianya sila ke dua hingga ke lima semua harus berdasar pada sila pertama .......... ini yg belum sampai, butuh kajian, dan bagi saya inilah perjuangan pergerakan khilafah di indonesia,  

Nah inilah titik satunya, menterjemahkan maksud dari sila kedua berdasar sila pertama, demikian juga sila sila selanjutnya, agar bentuk dan wujud seluruh WNI mempunyai perilaku agamis. Mari berjuang .........

Sahabat dan juga rekan,  saya mohon maaf bila keliru, saya akan terus belajar untuk dapat menentukan sikap, mendukung atau melawan pergerakan khilafah Indonesia.

#indonesiarumahkita

#CH Hartanto.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun