Apakah seorang pemerkosa adalah pejantan bodoh dan miskin ? Jika mereka pintar dan kaya, mengapa melakukan tindakan bodoh yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Memperkosa adalah tindakan yang sangat beresiko, dan tidak cukup efektif dan efisien dalam mendapatkan kepuasan seksual. Di negara yang jumlah wanita cantiknya sangat kecil dari segi persentase, mendapatkan kepuasan seksual dari wanita cantik butuh pengorbanan finansial yang teramat besar, bisa puluhan bahkan ratusan juta sekali kencan .Â
Pejantan pintar itu yang bagaimana ? Seorang pejantan layak disebut pintar jika mampu berpikir dan bertindak secara efektif, terstruktur, dan sistematis, selalu mempertimbangkan segala resiko dan konsekuensi dari tindakannya. Seorang pemerkosa jelas merupakan pejantan yang tidak pintar, buruk secara intelektual dan emosional. Seorang pemerkosa  tak lebih dari generasi sampah tak bernilai tambah, produk gagal yang tak membawa manfaat. Jadi, buat apa mereka dikasihani - membinasakan mereka justru membuat masyarakat  tenteram tanpa beban.Â
Siapa bertanggung jawab dengan banyaknya pemerkosaan di negara ini ? Â Apakah kaum wanita yang melahirkan generasi sampah, pemerintah yang tidak kompeten, atau para ulama yang gagal memberi pencerahan kepada bangsa. Jika ingin negara ini makmur sejahtera, perbanyak generasi berkualitas dan minimalkan generasi sampah seperti pemerkosa dan koruptor. Dan satu lagi yang perlu di ingat, selalu gunakan wanita berkualitas untuk memproduksi generasi berkualitas.Â
Artikel lain :Â
http://www.kompasiana.com/charanata/menyoal-kualitas-wanita-indonesia_57309e6f9297732509536646
http://www.kompasiana.com/charanata/siapa-melahirkan-penjahat-dan-koruptor_572af3217293732e070d5306
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H