Beberapa waktu lalu, saya jalan-jalan... Dari kejauhan ada ibu-ibu paruh baya, menggendong anaknya yg kira2 berumur 2,5th. Saya memperhatikannya dari jauh. Ternyata beliau adalah seorang pengemis. Astagfirullahal adziem. Saya kaget melihatnya.
Padahal ibu itu belum terlalu tua. Dan fisik nya juga sempurna (tidak cacat fisik). Tapi herannya, kenapa ibu itu malah memilih menjadi pengemis. Kalaupun dia bekerja jadi PRT, yg tugasnya hanya bersih2 rumah majikan, sepertinya dia mampu saja. Bahkan menurut saya, lebih ringan ketimbang jadi pengemis.
Coba bayangkan, berjalan beratus ratus meter dengan menggendong anaknya yg masih balita.Kadang memaki alas kaki, kadang tidak. Belum lagi akhir-akhir ini cuaca kurang bisa diprediksi. Kadang panas, tiba2 hujan. Kan seandainya dia bekerja jadi PRT, dia tidak usah repot2 berpanas-panas ria. Atau pekerjaan yag lain lah, seperti pemulung misal, atau pengupas kulit bawang dipasar...
Belum lagi, apabila dia meminta-minta, dan ternyata orang yg dimintai itu ANTI dengan yg namanya pengemis...Bisa-bisa dia kena omelan kasar dari orang itu...
Saya kasihan melihat anak nya, yang harus ikut ibu2 nya berpanas2. Terkadang dia harus menyusu dengan ibunya dalam gendongan sambil berjalan. Kenapa ya, ibu itu lebih memilih jadi pengemis??? Ya allahhh.!!! Trenyuh jadi nya.
Ini hanya curahatan hati saya, yang kasihan melihat balita itu. Maaf kiranya jika, ada kata2 yang salah atau kurang sopa... Met siang, moga aktivitasnya lancar selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H