[caption id="attachment_225674" align="aligncenter" width="600" caption="Buku Guntur Soekarno"][/caption]
Pada tanggal 17 Nopember 2012 yang baru lalu, saya menghadiri acara peluncuran buku “Bung Karno Bapakku, Kawanku, Guruku,” karya Guntur Soekarno. Buku ini sebenarnya telah terbit dan saya juga telah membacanya di akhir tahun 1970-an. Buku yang sangat menarik, karena memang hanya ditulis begitu saja berdasar kepada pengalaman Mas Tok, demikian nama panggilan sehari-hari Guntur Soekarno dalam perjalanan pengalamannya tumbuh besar bersama sang Ayah.
Pengalamannya memang langsung menjadi sesuatu yang “luar biasa” dan menarik karena sang Ayah adalah Pemimpin Besar Revolusi, Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, Proklamator Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang selalu gandrung untuk hanya disebut sebagai “Bung Karno Sang Penyambung Lidah Rakyat” dan atau sebagai Sang Pengemban dari Amanat Penderitaan Rakyat.
Buku yang menjadi semangkin menarik, karena terlukis betapa kegiatan seorang pemimpin negara dalam kehidupan kesehariannya. Keseharian, termasuk didalamnya kegiatan kunjungan kenegaraan ke banyak Negara terutama ke Amerika Serikat. Kunjungan Bung Karno dimana Guntur ikut serta saat itu, terkenal di tahun 1950-an atau awal 1960-an dalam film produksi PFN kalau tidak salah yang berjudul “Bung Karno ke Amerika”.
Film yang kerap diputar dimana-mana, mulai dari bioskop bergengsi seperti Capitol dan Astoria di kawasan Pasar Baru Jakarta sampai dengan kelas bioskop Misbar yang digelar oleh PFN. Nah, film tersebut diputar ulang sekelumit saat peluncuran ulang buku tersebut yang tentu saja membuat banyak orang terharu menyaksikannya. Betapa Bung Karno di elu-elukan disepanjang kiri kanan jalan di New York dalam mobil terbuka, lengkap dengan adegan Guntur cilik yang berwajah ganteng walau masih kekanak-kanakan, mengenakan setelan Jas dasi menyetir mobil-mobilan dengan sang Ayah, Bung Karno dengan pakaian resmi Kepresidenannya yang gagah duduk bak menunggang kuda di atas bagasi mobil-mobilan yang tengah di kendarai oleh Guntur. Banyak lagi adegan-adegan yang pasti untuk keluarga besar Guntur “sangat menyentuh” hati.
[caption id="attachment_225676" align="alignleft" width="300" caption="Puti Guntur Soekarno"]
Dalam kesempatan memberikan secara simbolis beberapa buku kepada orang-orang terdekatnya, antara lain diserahkan pula kepada Puti, putri semata wayang kesayangan Mas Tok dan Mbak Henny Guntur. Konon, buku ini memang diterbitkan ulang atas desakan Puti Guntur Soekarno yang ternyata saat ini telah menjadi politikus. Puti sekarang adalah anggota DPR RI Komisi X. Dia berpesan kepada Puti agar mempelajari isi buku tersebut agar dapat menjadi politikus yang baik, menjadi generasi muda Indonesia yang berjiwa patriotis, agar mengenal lebih dekat lagi sosok pribadi Proklamatornya, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia ! Sebagai Politikus, agar juga memiliki visi yang jauh kedepan yang berpijak kepada kepentingan bangsa dan negaranya terlebih dahulu dibanding untuk diri sendiri, golongan dan atau kelompoknya belaka. Tidak berpedoman kepada USDEK, seperti sering dikatakan oleh Bung Karno :
” Untuk Saya Dulu Engkau Kemudian ! “
Ternyata, memang ketua panitia penyelenggara peluncuran buku tersebut adalah Puti Guntur Soekarno. Selamat Puti, semoga sukses selalu !
Jakarta 25 Nopember 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H