Mohon tunggu...
Chanza Fatimatuzzahro
Chanza Fatimatuzzahro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Soft Skill dan Hard Skill bagi Mahasiswa

7 Desember 2022   08:35 Diperbarui: 16 Desember 2022   14:32 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa tentunya memiliki peran yang berbeda dengan siswa. Seorang mahasiswa harus memiliki kompetensi atau keahlian khusus yang nantinya akan digunakan ketika bekerja dan digunakan dalam masa yang akan datang. Keahlian itu meliputi soft skill, hard skill, beserta komponen yang ada di dalamnya. Dalam dunia kerja, nilai tidak lagi penting. Akan tetapi, bagaimana kita mampu berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain secara baik. Oleh karena itu, soft skill dan hard skill yang dimiliki seseorang harus seimbang karena akan menjadi kunci kesuksesan setiap orang.

Nah, apa sih soft skill dan hard skill itu?

Soft skill adalah keterampilan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skill) dan berhubungan dengan orang lain (interpersonal skill), serta keterampilan mengembangkan kemampuan diri dalam bekerja secara maksimal. Soft skill sangat membantu seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh soft skill antara lain kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi dengan orang lain, manajemen waktu, kemampuan bekerja dalam tim, kewirausahaan, dan sebagainya. Hard skill adalah keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan keahlian teknis yang berhubungan dengan bidang ilmu yang ditekuninya. Hard skill berupa teori maupun pengetahuan khusus yang dipelajari semasa sekolah atau kuliah yang dapat diukur melalui gelar kuliah, nilai, atau sertifikasi. Hard skill seorang mahasiswa dapat dilihat dari IPK-nya. Jika IPK-nya tinggi itu artinya mahasiswa menguasai bidang studinya dengan baik, sehingga bisa dikatakan hard skillnya baik pula.

Baik soft skill dan hard skill keduanya sangat penting. Namun, kita tidak boleh terpaku pada salah satunya saja. Soft skill dan hard skill wajib dikembangkan oleh setiap mahasiswa dalam perkuliahan. Namun kenyataannya, masih banyak mahasiswa yang hanya fokus mengejar IPK yang tinggi tanpa mengembangkan soft skillnya. Padahal agar dapat menjadi mahasiswa yang memiliki komunikasi yang baik terhadap masyarakat, soft skill inilah yang harus ditingkatkan. Soft skill berkaitan dengan aspek psikologis dan emosional seseorang. Soft skill meliputi hubungan/interaksi dan komunikasi terhadap sesama. Pada dasarnya, soft skill lebih berpengaruh terhadap keberhasilan mahasiswa di kampus atau lingkungan sekitarnya. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul adalah seseorang yang tidak hanya memiliki kemahiran hard skill saja, tetapi juga piawai dalam aspek soft skillnya.

Salah satu cara yang dapat dilakukan mahasiswa untuk mengembangkan soft skillnya adalah dengan mengikuti organisasi. Pengalaman berorganisasi akan meningkatkan jiwa kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekerja dalam tim, memperluas jaringan (networking), problem solving, memanajemen konflik, dan kepercayaan diri. Namun kembali lagi, kita harus bisa membagi waktu antara organisasi dan waktu belajar kita. Dengan begitu kita akan mengembangkan salah satu soft skill yang ada, yaitu kemampuan manajamen waktu. Dalam perkuliahan, kita harus dapat memanfaatkan waktu serta sarana dan prasarana yang ada dengan sebaik-baiknya. Mahasiswa yang aktif berorganisasi dan yang tidak aktif berorganisasi tentunya memiliki level soft skill yang berbeda.

Soft skill merupakan komponen dari hard skill. Hard skill berkaitan dengan IQ (Intelectual Quotiens), otak kiri, serta kemampuan teknis dan akademis seseorang yang diperlukan dalam dunia kerja. Sementara soft skill berkaitan dengan EQ (Emotional Quotiens), otak kanan, serta kemampuan non-teknis dan non-akademis seseorang yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengembangkan hard skill dapat dilakukan dengan penguasaan teori suatu bidang yang ditekuni dengan sungguh-sungguh. 

Sederhananya, hard skill seperti ilmu yang dipelajari ketika sekolah baik mengenai teori, keahlian teknis, atau pengetahuan khusus suatu bidang tertentu. Misalnya, pada jurusan kesehatan masyarakat tentunya akan memperoleh keterampilan penyuluhan secara promotif dan preventif terhadap suatu penyakit. Contoh hard skill adalah kemampuan tertentu misalnya dalam bidang kedokteran (mendiagnosis penyakit pasien), dokter bedah melakukan operasi, dan sebagainya. Kemampuan hard skill harus diimbangi dengan soft skill.

Soft skill dan hard skill saling berkaitan. Keterampilan soft skill dan hard skill sangat penting bagi semua orang yang ingin sukses dalam hidup, belajar, atau bekerja. Mahasiswa harus mampu menyeimbangkan antara kedua skill tersebut dalam menghadapi berbagai tantangan saat menjalani perkuliahan maupun permasalahan dalam kehidupan. Oleh karena itu, setiap mahasiswa perlu meningkatkan keterampilan tersebut untuk mempersiapkan diri di masa mendatang.

Artikel ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

Dosen Pengampu : M. Riyanton, S.S., M. Pd 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun