sampah menjadi  persoalan di tiap negara berkembang. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, jumlah timbulan sampah di Indonesia tahun 2022 mencapai angka 36,21 juta ton. Dari total tersebut, sayanganya masih terdapat 13,03 juta ton sampah yang tidak terkelola. Oleh karena itu, daur ulang sampah perlu ditingkatkan. Sampah yang tidak terdaur ulang seringkali berakhir di aliran sungai atau perairan dan daratan yang dapat merusak ekosistem. Sistem penanganan sampah yang baik tentunya dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan sampah ini.
DaruratSebagai generasi Z yang hidup ditengah kemajuan teknologi, kita patut berkontribusi dalam menjaga lingkungan, terlebih lagi masalah sampah. Suatu langkah kecil akan memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan. Gaya hidup masyarakat memiliki kontribusi yang besar terhadap permasalahan sampah. Zero waste lifestyle kini telah menjadi gaya hidup yang populer di masyarakat khususnya generasi millennial dan generasi Z. Zero waste lifestyle ialah gaya hidup dengan meminimalisir sampah dalam segala aktivitasnya. Zero waste lifestyle memiliki konsep berupa penerapan 5R, yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang), Refuse (menolak), dan Rot (membusukkan sampah). Konsep inilah yang menjadi pegangan dalam menjalankan gaya hidup zero waste. Â Konsep tersebut dapat dengan mudah dilakukan oleh masyarakat terlebih lagi para generasi Z. Melalui kecanggihan teknologi, zero waste lifestyle dapat di lebih dipopulerkan sehingga dapat menjadi mindset yang tertanam dalam diri manusia.
Lalu bagaimana cara kita untuk memulai menerapkan gaya hidup zero waste?
1. Mengubah mindset tentang sampah
Langkah awal yang paling penting adalah dengan menanamkan pola pikir yang tepat mengenai  sampah. Kita harus memiliki kesadaran bahwa sampah menjadi permasalahan yang begitu penting dalam kelestarian bumi. Kita harus memiliki mindset untuk menjaga lingkungan agar bersih oleh sampah. Darurat sampah tentunya harus menjadi kesadaran bersama, bahwa sampah menjadi benda yang kotor dan tidak baik baik kesehatan juga lingkungan.
2. Membiasakan tidak memakai kantong plastik
Ketika ingin berbelanja, kita dapat merencanakan untuk membawa kantong belanja sendiri. Hal ini dapat meminimalisir penggunaan kantong belanja plastic yang kemungkinan nantinya hanya menjadi sampah yang tertimbun. Langkah ini merupakan suatu langkah kecil yang harus mulai dibiasakan. Saat ini di banyak toko sudah tidak lagi menyediakan kantong plastic sebagai kontribusi dalam upaya zero waste. Oleh karena itu, kita dapat membantu dengan membawa kantong belanja yang reusable. Di banyak marketplace sudah banyak menjual tas-tas belanja ramah lingkungan dengan harga yang cukup terjangkau. Jadi, mulai membiasakan untuk membawa kantong belanja sendiri merupakan hal yang tidak sulit, bukan?
3. Biasakan bawa botol air
Sampah botol air menjadi salah satu jenis sampah terbanyak yang tertimbun, yakni 3,2 juta ton. Timbunan sampah botol air yang berbahan plastic apabila tidak di daur ulang maka dapat menjadi polutan. Botol air yang berbahan plastik sulit untuk terurai, sehingga kita perlu mengurangi penggunaannya. Caranya adalah dengan membiasakan diri untuk membawa botol air sendiri.
Langkah-langkah diatas merupakan sebagian langkah kecil yang dapat kita lakukan. Sebagai generasi Z, penerapan Zero Waste Lifestyle dan kepedulian akan darurat sampah perlu ditingkatkan. Hal ini demi masa depan kita dan anak cucu kita nantinya.
Sumber