Mohon tunggu...
Chantika NurAsyfa
Chantika NurAsyfa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Blog/situs pribadi

Chantika Nur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ekoenzim Bioteknologi Ramah, Murah, Mudah

17 Februari 2022   18:59 Diperbarui: 17 Februari 2022   19:01 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Ekoenzim adalah produk ramah lingkungan yang mengupaya untuk meminimalisasi pembuangan limbah rumah tangga, dan juga ekoenzim ini merupakan larutan kompleks hasil fermentasi dari limbah organik seperti limbah buah dan sayuran, dan campuran bahan lain.

Saat ini populasi sampah di Indonesia 67,8 juta ton. Berdasarkan data KLHK, 37,3% sampah berasal dari aktivitas rumah tangga, ini adalah sumber sampah terbesar. Perlu diketahui, bahwa sampah yang dibiarkan saja di udara terbuka akan menghasilkan metana. Ini diperkirakan 21 kali lebih panas dari sekadar karbondioksida, tentu saja efek buruknya terhadap global warming.

Ekoenzim memiliki segudang manfaat, cairan ini merupakan cairan serba guna yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari seperti cairan pembersih serba guna, pupuk tanaman, pengusir hama, dan melestarikan lingkungan sekitar.

Untuk pembuatannya pun sangat mudah, akan tetapi kita harus memperhatikan perbandingan antar bahannya ya!. Perbandingannya yaitu 10:3:1 atau sama dengan 1 liter air, 300 gram kulit buah atau sayuran, dan 100 gram gula. Setelah semua bahan ada, mari kita pelajari cara membuatnya. 

Langkah pertama yaitu masukan 300 gram kulit buah atau sayuran, 100 gram gula, dan 1 liter air ke dalam wadah atau botol. Pastikan wadah atau botol tersebut tidak ada udara ya!, karena bila ada udara maka  proses fermentasi akan gagal karena bisa saja partikel / makhluk lain masuk ke dalam, setelah itu tutup botol atau wadah. Untuk seminggu awal ini harus dibuka sehari sekali ya, karena apabila tidak dibuka gas-gas yang dikeluarkan akan terus menguap dan meledak. Proses fermentasi ini dilakukan selama 3-4 bulan.

Setelah 3-4 bulan lamanya proses fermentasi ekoenzim ini bisa dikatakan berhasil apabila bau dari cairannya itu bau harum atau tidak busuk. Jika cairan itu bau busuk maka kemungkinan besar proses fermentasi itu gagal.

Untuk hasil yang maksimal saran saya adalah perhatikan perbandingan takaran antar bahan dan wadah yang digunakan, jangan sampai karena menyepelekan yang mungkin menurut kita tidak penting malah membuat hasil yang tidak sesuai ekspetasi dan kita malas untuk membuat yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun