Mohon tunggu...
Chantika Dara Sugianda
Chantika Dara Sugianda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat

Seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan S-1 prodi Ekonomi Pembangunan di Universitas Lambung Mangkurat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Kebijakan Fiskal dalam Pembangunan Ekonomi

15 Juni 2024   20:38 Diperbarui: 16 Juni 2024   12:32 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendahuluan


Kebijakan fiskal adalah instrumen utama dalam pengelolaan ekonomi makro yang berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Melalui pengeluaran pemerintah dan kebijakan perpajakan, pemerintah dapat mengarahkan sumber daya ke sektor-sektor strategis, mendukung investasi, meningkatkan produktivitas, dan memperbaiki distribusi pendapatan (Musgrave & Musgrave, 1989). Pengeluaran yang efektif dapat mempercepat pembangunan infrastruktur, meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan, serta mendorong inovasi (Romer, 2000).
Namun, pelaksanaan kebijakan fiskal yang efektif menghadapi tantangan dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan stabilitas fiskal. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran publik sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan yang diharapkan (Tanzi & Zee, 2000).

Apa itu Kebijakan Fiskal?


Beberapa pendapat yang mengemukakan tentang kebijakan fiskal seperti, menurut Rahayu, Ani Sri (2014), kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan oleh pemerintah untuk mengubah perekonomian negara ke arah yang lebih baik atau sesuai dengan harapan dengan mengubah pengeluaran dan penerimaan pemerintah. Sudirman, I. Wayan. (2011), instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran pemerintah dan pajak, dimana pajak adalah pungutan yang dilakukan oleh negara, baik pemerintah pusat maupun daerah yang diatur oleh undang-undang untuk pembiayaan umum dari pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintah dan tidak mengandung unsur imbalan individual oleh pemerintah terhadap pembayaran pajak. Mankiw, N. (2013) Kebijakan Fiskal adalah langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau dalam perbelanjaannya dengan maksud untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi.


Pada periode 2020-2023, Indonesia mengalami berbagai dinamika ekonomi yang dipengaruhi oleh kebijakan fiskal. Pertumbuhan PDB yang sempat mengalami kontraksi sebesar -2.07% pada 2020 berangsur membaik hingga mencapai 5.31% pada 2022, didukung oleh belanja pemerintah yang konsisten, dengan nilai mencapai 3,100 triliun IDR pada 2023. Kebijakan fiskal juga berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran dari 7.07% pada 2020 menjadi sekitar 5.32% pada 2023, melalui program seperti Kartu Prakerja dan Dana Desa. Di sisi lain, inflasi yang sempat naik menjadi 4.17% pada 2022 dikendalikan kembali menjadi 3.56% pada 2023 dengan penyesuaian belanja dan subsidi. Upaya redistribusi pendapatan terlihat dari alokasi anggaran untuk program sosial seperti Program Keluarga Harapan, Bantuan Pangan Non-Tunai, dan Bantuan Langsung Tunai, yang mencapai total lebih dari 99 triliun IDR setiap tahunnya. Kebijakan ini berperan penting dalam mengurangi ketimpangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
(Berdasarkan data Badan Pusat Statistik periode 2020-2023)

Tujuan Kebijakan Fiskal dalam Pembangunan Ekonomi

  • Mendorong Pertumbuhan Ekonomi: Kebijakan fiskal yang ekspansif, seperti peningkatan belanja pemerintah dan pemotongan pajak, dapat meningkatkan permintaan agregat dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Investasi dalam infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan merupakan contoh belanja pemerintah yang dapat meningkatkan produktivitas jangka panjang.
  • Meningkatkan Kesempatan Kerja: Melalui program-program penciptaan lapangan kerja dan pelatihan, kebijakan fiskal dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran. Investasi dalam sektor-sektor yang padat karya, seperti konstruksi dan manufaktur, dapat menciptakan banyak pekerjaan.
  •  Menjaga Stabilitas Harga: Kebijakan fiskal juga berperan dalam mengendalikan inflasi. Dengan mengurangi belanja pemerintah atau menaikkan pajak saat perekonomian mengalami overheating, pemerintah dapat mengurangi tekanan inflasi.
  • Mendistribusikan Pendapatan Nasional : Melalui redistribusi pendapatan, seperti program bantuan sosial dan subsidi, kebijakan fiskal dapat mengurangi ketimpangan ekonomi. Pajak progresif dan belanja sosial adalah alat utama dalam mencapai tujuan ini.

Instrumen Kebijakan Fiskal

  • Pajak: Pajak adalah sumber utama pendapatan negara. Kebijakan pajak dapat dirancang untuk mengumpulkan pendapatan, mengatur perilaku ekonomi, dan mendistribusikan kembali kekayaan. Pajak yang tinggi dapat mengurangi konsumsi dan investasi, sementara pajak yang rendah dapat merangsang pertumbuhan ekonomi.
  • Belanja Pemerintah: Belanja pemerintah mencakup semua pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah untuk menjalankan fungsinya. Ini termasuk belanja untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Belanja yang efektif dan efisien dapat meningkatkan produktivitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Tantangan dalam mengimplementasikan kebijakan fiskal


Implementasi kebijakan fiskal sering kali dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti keterbatasan anggaran, tekanan politik, dan kondisi ekonomi global yang tidak stabil. Selain itu, efektivitas kebijakan fiskal memerlukan perencanaan yang matang, pemantauan yang cermat, dan evaluasi yang berkala. Koordinasi yang baik antara lembaga-lembaga pemerintah, serta keterlibatan masyarakat dan sektor swasta, juga sangat penting dalam mengimplementasikan kebijakan fiskal yang efektif.

Kesimpulan


Kebijakan fiskal adalah instrumen penting dalam pembangunan ekonomi yang memungkinkan pemerintah untuk mengatur pengeluaran dan pajak guna mencapai tujuan ekonomi yang diinginkan. Di Indonesia, kebijakan fiskal telah berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesempatan kerja, menjaga kestabilan harga, dan meningkatkan distribusi pendapatan nasional. Namun, implementasi kebijakan fiskal tidaklah mudah dan dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti keterbatasan anggaran, tekanan politik, dan kondisi ekonomi global yang tidak stabil. Oleh karena itu, koordinasi yang baik antara lembaga pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat diperlukan untuk mengimplementasikan kebijakan fiskal yang efektif dan berkelanjutan.

Referensi


Irawan, N. E. (2023). Peran kebijakan fiskal dalam Perekonomian: Suatu kajian literatur. Jurnal Riset Rumpun Ilmu Ekonomi, 2(2), 01--08.
Mankiw, N. G. (2019). Principles of Economics. Cengage Learning.
Blanchard, O., & Johnson, R. (2013). Macroeconomics. Pearson Education.
 Auerbach, A. J., & Gorodnichenko, Y. (2012). Measuring the Output Responses to Fiscal Policy. American Economic Journal: Economic Policy, 4(2), 1-27.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2023). Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
World Bank. (2020). Indonesia Economic Quarterly: Investing in People.
Musgrave, R. A., & Musgrave, P. B. (1989). Keuangan Publik dalam Teori dan Praktek. McGraw-Hill.
Romer, P. M. (2000). Makroekonomi TingkatLanjut McGraw-Hill.
Tanzi, V., & Zee, H. H. (2000). Kebijakan Pajak untuk Pasar Berkembang: Negara Berkembang. Dana Moneter Internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun