Tugas Modul 1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
Nama CGP Â Â Â Â Â : Sumiyati, S.Pd.
                 CGP Angkatan 6 Kabupaten Cianjur
Unit kerja       : SMK Negeri 1 Sindangbarang
Pada akhir Modul 1 koneksi antarmateri seorang CGP diharuskan untuk memahami keterkaitan konsep budaya positif dengan materi pada modul 1.1, 1.2 dan 1.3. Kegiatan ini bertujuan agar CGP dapat menyusun langkah dan strategi yang lebih efektif, konkret, dan realistis untuk mewujudkan budaya positif di sekolah masing-masing.
Sistem Pendidikan Nasional dalam UU No.23 tahun 2003 menegaskan  bahwa pendidikan diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia yang "beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab". Hal ini sejalan pula dengan aspek penerapan Profil Pelajar Pancasila yang dijadikan sebagai pedoman pendidik guna menuntun siswa di dalam hal pembelajaran.
Keterkaitan antara visi guru dengan pemikiran ki hajar dewantara adalah bahwa seorang  pendidik wajib menerapkan konsep pemikiran dari ki hajar dewantara dengan memberikan tuntunan,  teladan hidup dan kehidupan untuk tumbuh dan berkembang  sesuai kodrat alam dan kodrat zaman serta memberikan dukungan dan mendorong anak dengan kepercayaan dirinya menjemput kebahagiaan hidup.
Tiga hal semboyan yang dij adikan pedoman yakni pendidik harus senantiasa memberikan teladan (ing ngarso sung tulodho), membangun semangat (ing madyo mangun karso) dan memberikan dorongan (tut wuri handayani) bagi tumbuh kembangnya anak. Menuntun mereka menjadi pribadi yang terampil, berakhlak mulia dan bijaksana sehingga mereka akan mencapai kebahagiaan dan keselamatan. Dengan demikian Visi Diri atau visi guru penggerak harus sejalan dengan pemikiran ki Hajar dewantara tersebut.
Tak lepas dari hal tersebut guru penggerak juga memiliki visi untuk  mencerminkan nilai dan peran dari guru penggerak. Nilai-nilai guru penggerak seperti  berlajar berpihak pada murid, inovatif, kolaboratif,  mandiri dan Reflektif. Sejalan dengan itu,  seorang guru penggerak juga dituntut untuk mempunyai peran Menjadi Pemimpin Pembelajaran, Menggerakkan komunitas Praktisi, Menjadi /pendamping coach bagi guru lain, Mendorong kolaborasi antar guru. Beragam kegiatan itu tentu membutuhkan  totalitas guru dalam mengkolaborasikan nilai-nilai dan peran guru penggerak dalam proses pembelajaran.
Setelah  pendidik menerapkan nilai dan peran guru penggerak dalam proses pembelajaran, maka diperlukan inkuiri apresiatif yang terjabarkan dalam metode BAGJA. Filosofi Pemikiran Ki hajar Dewantara yang didukung dengan nilai dan peran guru serta diterapkan dengan visi yang terjabarkan dalam strategi BAGJA akan melahirkan budaya positif di sekolah.
Budaya positif di sekolah dibangun dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan kelas ataupun sekolah, dan segitiga restitusi.