Banyak orang yang masih mempertanyakan hubungan antara takdir dengan usaha manusia. Sebagian yang terjadi dalam kehidupan manusia, beberapa sudah ditentukan sejak zaman azali seperti halnya kematian, rezeki keberuntungan, kegagalan hingga kebahagiaan. Jika didasarkan pada beberapa hal di atas, pertanyaannya apa arti usaha manusia?
Dalam agama Islam, berbicara mengenai takdir tidak akan terlepas dari Tuhan sebagai Pencipta yang memberi ukuran atau kadar kepada setiap ciptaan-Nya.
Manusia mempunyai daya kekuatan atau daya kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang. Dengan demikian setiap perbuatan yang dilakukan manusia harus dipertanggung jawabkan oleh dirinya masing-masing.Â
Bagaimana hubungan antara takdir dan usaha manusia dalam kehidupan?
Sebagai muslim, kita meyakini bahwa Tuhan adalah pemilik semesta alam. Â Dalam setiap fase kehidupannya manusia selalu mengalami kejadian dan perubahan. Beberapa hal tersebut, diantaranya ada yang dapat ditolak dan tak dapat ditolak.
Definisi takdir merupakan hukum sebab akibat yang berlaku  secara pasti di bawah pengawasan Tuhan. Takdir terkait ketetapan Tuhan dengan sebab-sebab yang melahirkan akibat. Sedangkan usaha adalah upaya untuk mencari sebab-sebab yang menjadi ketetapan Tuhan.
Setiap orang berhak mendapatkan sesuatu atas usahanya. Setiap orang memang harus berusaha dengan seluruh kemampuannya untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan dan diharapkannya. Namun demikian, setiap manusia juga selalu mempunyai keterbatasan untuk berusaha.Â
Manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan  senantiasa harus berusaha diiringi sikap menyerahkan segala hasil pada Sang Pencipta. Di sinilah perlunya kita beriman kepada takdir Tuhan. Manusia hanya mampu berusaha kemudian hasilnya diserahkan kepada Tuhan Sang Pemilik Segala Rupa. Secara tidak langsung dengan cara beriman pada takdir Tuhan, maka kita sebagai manusia akan bersungguh-sungguh dalam segala upaya pencapaian.
Usaha, doa, tawakal adalah tiga hal yang tak bisa dipisahkan satu sama lain.Dipastikan jika komposisi ketiga hal tidak saling berdampingan hasil yang didapatkan juga akan mengalami kepincangan. Rasullulah adalah teladan dalam segala hal.Â
Salah satu contohnya adalah saat Rasul hendak berangkat perang dengan tetap menggunakan pakaian dan peralatan yang lengkap untuk melindungi diri. Padahal kita ketahui bahwa Rasul adalah orang yang dilindungi oleh-Nya. Akan tetapi Rasul tetap berusaha dan hanya pasrah menerima takdir.
Konsep manusia adalah untuk berusaha sebagaimana Qadha dan Qadar yang telah menjadi sebuah ketetapan. Jika semua manusia sudah beriman terhadap hal ini, rasanya segala bentuk kejahatan dan kerugian satu sama lain akan dikesampingkan dengan memperbaiki diri masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H