Siapakah Mustafa Kemal Attaturk? Ia-lah presiden pertama dari Republik Turki Sekuler. Â Nama lengkapnya adalah Gazi Mustafa Kemal Pasa. Nama belakang "Ataturk" diberikan oleh Masjid Agung Turki atas dasar Hukum Nama Keluarga yang berarti "Bapak Bangsa Turki" pada 24 November 1934. Ia lahir di Salonika pada 1881 di bawah kekuasaan Kekaisaran Ottoman. Banyak hal menarik sekaligus pembelajaran dari seorang Ataturk dalam kehidupannya. Beragam kontroversi dalam kebijakan pemerintahan hingga kematiannya.
Mustafa Kemal Attaturk adalah seorang pelopor sekulerisasi agama Islam. Ia menempuh pendidikan militer dan lulus pada tahun 1905. Kehidupan Ataturk dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang dekat dengan nilai-nilai religius. Semasa hidupnya, ia banyak berkonstribusi terhadap segala pergerakan nasional Turki, mulai dari Perang Dunia I hingga mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dinilai bersifat kontroversi dan mendapatkan kecaman dari berbagai pihak.Â
Salah satu kebijakan Ataturk yang dikenal secara luas adalah tentang pengubahan mesjid Hagia Sophia menjadi sebuah museum. Hal ini diikuti dengan kebijakan lain, diantaranya mengganti azan berbahasa Arab dengan bahasa lokal, melarang jilbab dipakai di sekolah serta kantor-kantor pemerintahan.
Dasar dari kebijakan tersebut adalah sebagai dampak dari program revolusioner di bidang sosial dan reformasi politik sebagai bagian dari modernisasi Turki. Hal ini berupa emansipasi perempuan dan penghapusan seluruh Institusi Islam dan pengenalan pada kode hukum barat meliputi pakaian, kalender serta alfabet mengganti seluruh huruf Arab dengan huruf Latin. Tahun-tahun pemerintahan di bawah kekuasaan Ataturk mencakup kegiatan konsolidasi dengan melembagakan pembaruan dalam bidang politik, budaya, seni, ekonomi dan sosial secara meluas.
Berbagai sumber menunjukkan bahwa Ataturk adalah seorang  skeptis agama dan pemikir bebas. Merujuk pada berbagai literatur biografinya, dapat dikatakan bahwa Ataturk memiliki pengetahuan agama yang tinggi dalam sifat dan tingkatannya. Meskipun demikian, perdebatan tentang keyakinan agama Atatrk terus menjadi bahan perbincangan. Beberapa sumber menyatakan jika Ataturk memaknai agama dengan akal, sains, dan logika.
Tepat pada 10 November 1938, Ataturk menghembuskan napas terakhirnya di usia yang ke-57 tahun. Disebutkan selama tahun 1937 kesehatan Ataturk semakin memburuk. Berbagai macam perawatan dan pengobatan dijalani Ataturk.
Tak hanya kisah hidupnya yang penuh kontroversi, berita kematiannya juga demikian. Berbagai sumber menyebutkan bahwa Ataturk mengalami penyakit sirosis hati, malaria, kanker sampai dengan penyakit kelamin. Perut membusung dengan kedua kaki yang bengkak disertai kulit yang pucat pasi seperti tulang. Hingga kini beredar kabar bahwa bau busuk menyengat keluar dari makamnya. Namun demikian, beberapa sumber juga menyebutkan tidak ada bukti sejarah valid yang mendukung dan menjadikan fakta akan hal tersebut. Sejarah Turki menjelaskan Ataturk menderita sirosis hati kemudian dimakamkan di Museum Etnografi Ankara. Setelahnya dipindahkan ke sebuah sarkofagus seberat 42 ton di Mausoleum Anitkabir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H