Mohon tunggu...
Gracia Asri
Gracia Asri Mohon Tunggu... -

perempuan yang menulis apa yang pengin ditulis karena punya pendapat dan tidak ingin dituduh sebagai mayoritas pendiam yang selalu dianggap setuju.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rahasia Perjalanan Terjemahan Puisi Tomas Transtomer, Pemenang Nobel Sastra 2011

14 April 2014   05:57 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:42 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diambil dari buku The great enigma, new collected poems, diterjemahkan dari bahasa Swedia ke dalam bahasa inggris oleh robin fulton, diterbitkan oleh new directions books, edisi pertama 2006.

Tomas Transtomerdalam memorinya menulis,bagaimana ia terpisah dari ibunya ketika masih kecil dan Ia menemukan jalannya sendiri untuk pulang. Tomas juga anak yang haus akan ilmu pengetahuan. Ia menghabiskan banyak waktunya sendirian, di museum ilmu alam, dimana ia mengamati fauna yang diawetkan dan kemudian membuatnya mengkoleksi serangga yang dikumpulkannya di musim panas. Ia juga menghabiskan waktunya di perpustakaan, bukan di bagian anak-anak tempat dimana seharusnya ia berada, namun di perpustaakaan untuk orang dewasa.

Tomas Transtomer lahir di Stockholm tahun 1931 dan memenangkan hadiah nobel sastra tahun 2011. Karyanya sudah diterjemahkan ke 52 bahasa. Puisi-puisi yang saya terjemahkan disini saya pilih mewakili puisinya dari masa ke masa, dan tentu saja yang paling saya sukai.

Puisi Tomas Transtromer menciptakan ruang yang hening. Imaji-imajinya dibangun dengan pelan- pelan. Sebagaimana puisi kontemporer, puisi Tomas tidak menggantungkan keindahan kata dan rima dari bahasa, melainkan pada efek bayangan bahasa dan kedalaman jejak kata yang ditimbulkan pada pembaca. Ia memperluas ruang internal pembaca: membuat pembaca yang khusyuk menyadari betapa luas ruang internalnya. Bukan seperti buku petunjuk untuk membuat ruang sempit seolah lebih lapang dalam majalah design interior, lebih sebagai album lama foto usang dan kecoklatan polaroid yang diciptakan dalam kekinian tanpa bisa direvisi. Membawa masa lalu sekaligus masa depan. Foto wajah yang kita tahu bahwa itu wajah kita sendiri, namun kita perlu waktu untuk mengenalinya.

Puisi –puisinya memberi ruang tanpa membuat pembaca berpindah. Penggunaan bawang merah, lampu lalulintas, komet dan samurai menunjukkan luasnya referensi yang bisa dibangunnya; pembaca tidak perlu tahu salju yang sesungguhnya untuk memahami musim dingin Transtomer

Tema-tema kematian yang melekat justru menunjukkan bagaimana hidup sesungguhnya sekaligus menerima kematian sebagai suatu keindahan. Musim dingin Swedia yang merupakan peringatan kematian yang berulang tidak menjadi sesuatu yang menakutkan,namun sebagai keheningan yang luas dan putih.

Membaca kumpulan puisinya, kita diijinkan untuk berjalan dalam biografi semesta waktu Transtomer.

Rahasia Perjalanan

Sinar pagi menyentuh wajah lelaki yang tidur

Mimpinya lebih menyala

Namun ia tidak terjaga

Kegelapan menyentuh wajah lelaki yangberjalan

Di antara yang lain dibawah cahaya perkasa dan tak sabar

Milik matahari

Tiba-tiba gelap datang seperti hujan menderas

Aku berdiri di ruang yang berisi waktu-waktu

Sebuah Museum kupu-kupu

Dan matahari masih sekuat sebelumnya

Semak-semak yang tergesa pun melukis dunia

Dari bulan Maret 1974

cemaslah mereka yang datang dengan kata-kata, kata-kata tapitanpa bahasa

aku mencari jalanku kepada salju yang menutupi pulau

mereka yang liar tidak memiliki kata

halaman-halaman yang belum bertulis menyebar ke semua sisi

aku sampai pada jejak rusa di antara salju

bahasa tanpa kata-kata

Figur Perempuan abad 19

Suaranya tertahan pada pakaiannya. matanya mengikuti gladiator

Lalu dia sendiri berada dalam arena,

Apakah ia merdeka

Sebuah figura bersepuh mencekik lukisan

Dinding

1

Di ujung jalan aku melihat kekuasaan

Semacam bawang merah

Dengan muka berlapis dan saling menutup

jatuh satu demi satu

2

Ruang-ruang teater sudah kosong. Pada tengah malam

Kata-kata menancap pada dinding-dnding

Enigma dari surat-surat tak terjawab

Tenggelam dalam dingin yang gemerlap

Salju jatuh

Pemakaman terus datang

Ada lagi dan lagi

Seperti tanda lalu-lintas

Saatkita mendekati kota

Ribuan orang-orang menatap

tanah di antara bayangan–bayangan panjangnya

Sebuah jembatan terbangun sendiri

Perlahan-lahan

Langsung ke angkasa

Malam desember 1972

aku datang, laki-laki kasat mata, mungkin dipekerjakan oleh kenangan untuk hidup di masa kini

dan aku mengemudi masa lalu

Patung kayu berdiri dalam gereja putih terkunci

Tersenyum tanpa daya, seperti seseorang telah mengambil kacamatanya

Dia seorang diri, di luarnya kini, kini dan kini

Hukum gravitasi menekan kerja di siang hari, menekan tidur di malam hari

Sebuah peperangan

Setelah seseorang mati

Pertama, ada keterkejutan

Yang meninggalkan ekor panjang pucatgemerlap komet

Berisi kita, mengaburkan gambar–gambar televisi

Menyimpan dirinya dalam tetesan dingin di angkasa

Kau masih bisa bermain ski di matahari musim dingin

Diantara makam dimana daun tahun lalu masih bergantung

Mereka seperti halaman yang tersobek dari buku telepon tua

Nama-namanya telah termakan oleh dingin

Indahnya merasakan degup jantungmu

Tetapi seringkali bayangan terasa lebih nyata dari

pada tubuh

samurai kelihatan tidak penting

di samping perisai naga hitamnya

Dinding

1

Di ujung jalan aku melihat kekuasaan

Semacam bawang merah

Dengan muka berlapis dan saling menutup

jatuh satu demi satu

2

Ruang-ruang teater sudah kosong. Pada tengah malam

Kata-kata menancap pada dinding-dnding

Enigma dari surat-surat tak terjawab

Tenggelam dalam dingin yang gemerlap

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun