Diambil dari buku The great enigma, new collected poems, diterjemahkan dari bahasa Swedia ke dalam bahasa inggris oleh robin fulton, diterbitkan oleh new directions books, edisi pertama 2006.
Tomas Transtomerdalam memorinya menulis,bagaimana ia terpisah dari ibunya ketika masih kecil dan Ia menemukan jalannya sendiri untuk pulang. Tomas juga anak yang haus akan ilmu pengetahuan. Ia menghabiskan banyak waktunya sendirian, di museum ilmu alam, dimana ia mengamati fauna yang diawetkan dan kemudian membuatnya mengkoleksi serangga yang dikumpulkannya di musim panas. Ia juga menghabiskan waktunya di perpustakaan, bukan di bagian anak-anak tempat dimana seharusnya ia berada, namun di perpustaakaan untuk orang dewasa.
Tomas Transtomer lahir di Stockholm tahun 1931 dan memenangkan hadiah nobel sastra tahun 2011. Karyanya sudah diterjemahkan ke 52 bahasa. Puisi-puisi yang saya terjemahkan disini saya pilih mewakili puisinya dari masa ke masa, dan tentu saja yang paling saya sukai.
Puisi Tomas Transtromer menciptakan ruang yang hening. Imaji-imajinya dibangun dengan pelan- pelan. Sebagaimana puisi kontemporer, puisi Tomas tidak menggantungkan keindahan kata dan rima dari bahasa, melainkan pada efek bayangan bahasa dan kedalaman jejak kata yang ditimbulkan pada pembaca. Ia memperluas ruang internal pembaca: membuat pembaca yang khusyuk menyadari betapa luas ruang internalnya. Bukan seperti buku petunjuk untuk membuat ruang sempit seolah lebih lapang dalam majalah design interior, lebih sebagai album lama foto usang dan kecoklatan polaroid yang diciptakan dalam kekinian tanpa bisa direvisi. Membawa masa lalu sekaligus masa depan. Foto wajah yang kita tahu bahwa itu wajah kita sendiri, namun kita perlu waktu untuk mengenalinya.
Puisi –puisinya memberi ruang tanpa membuat pembaca berpindah. Penggunaan bawang merah, lampu lalulintas, komet dan samurai menunjukkan luasnya referensi yang bisa dibangunnya; pembaca tidak perlu tahu salju yang sesungguhnya untuk memahami musim dingin Transtomer
Tema-tema kematian yang melekat justru menunjukkan bagaimana hidup sesungguhnya sekaligus menerima kematian sebagai suatu keindahan. Musim dingin Swedia yang merupakan peringatan kematian yang berulang tidak menjadi sesuatu yang menakutkan,namun sebagai keheningan yang luas dan putih.
Membaca kumpulan puisinya, kita diijinkan untuk berjalan dalam biografi semesta waktu Transtomer.
Rahasia Perjalanan
Sinar pagi menyentuh wajah lelaki yang tidur
Mimpinya lebih menyala
Namun ia tidak terjaga
Kegelapan menyentuh wajah lelaki yangberjalan
Di antara yang lain dibawah cahaya perkasa dan tak sabar
Milik matahari
Tiba-tiba gelap datang seperti hujan menderas
Aku berdiri di ruang yang berisi waktu-waktu
Sebuah Museum kupu-kupu
Dan matahari masih sekuat sebelumnya
Semak-semak yang tergesa pun melukis dunia
Dari bulan Maret 1974
cemaslah mereka yang datang dengan kata-kata, kata-kata tapitanpa bahasa
aku mencari jalanku kepada salju yang menutupi pulau
mereka yang liar tidak memiliki kata
halaman-halaman yang belum bertulis menyebar ke semua sisi
aku sampai pada jejak rusa di antara salju
bahasa tanpa kata-kata
Figur Perempuan abad 19
Suaranya tertahan pada pakaiannya. matanya mengikuti gladiator
Lalu dia sendiri berada dalam arena,
Apakah ia merdeka
Sebuah figura bersepuh mencekik lukisan
Dinding
1
Di ujung jalan aku melihat kekuasaan
Semacam bawang merah
Dengan muka berlapis dan saling menutup
jatuh satu demi satu
2
Ruang-ruang teater sudah kosong. Pada tengah malam
Kata-kata menancap pada dinding-dnding
Enigma dari surat-surat tak terjawab
Tenggelam dalam dingin yang gemerlap
Salju jatuh
Pemakaman terus datang
Ada lagi dan lagi
Seperti tanda lalu-lintas
Saatkita mendekati kota
Ribuan orang-orang menatap
tanah di antara bayangan–bayangan panjangnya
Sebuah jembatan terbangun sendiri
Perlahan-lahan
Langsung ke angkasa
Malam desember 1972
aku datang, laki-laki kasat mata, mungkin dipekerjakan oleh kenangan untuk hidup di masa kini
dan aku mengemudi masa lalu
Patung kayu berdiri dalam gereja putih terkunci
Tersenyum tanpa daya, seperti seseorang telah mengambil kacamatanya
Dia seorang diri, di luarnya kini, kini dan kini
Hukum gravitasi menekan kerja di siang hari, menekan tidur di malam hari
Sebuah peperangan
Setelah seseorang mati
Pertama, ada keterkejutan
Yang meninggalkan ekor panjang pucatgemerlap komet
Berisi kita, mengaburkan gambar–gambar televisi
Menyimpan dirinya dalam tetesan dingin di angkasa
Kau masih bisa bermain ski di matahari musim dingin
Diantara makam dimana daun tahun lalu masih bergantung
Mereka seperti halaman yang tersobek dari buku telepon tua
Nama-namanya telah termakan oleh dingin
Indahnya merasakan degup jantungmu
Tetapi seringkali bayangan terasa lebih nyata dari
pada tubuh
samurai kelihatan tidak penting
di samping perisai naga hitamnya
Dinding
1
Di ujung jalan aku melihat kekuasaan
Semacam bawang merah
Dengan muka berlapis dan saling menutup
jatuh satu demi satu
2
Ruang-ruang teater sudah kosong. Pada tengah malam
Kata-kata menancap pada dinding-dnding
Enigma dari surat-surat tak terjawab
Tenggelam dalam dingin yang gemerlap
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H