Mohon tunggu...
Chania Aulia
Chania Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Don't be a pleasure

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Perubahan Perilaku Generasi Z dalam Konsumsi Konten Digital

22 Desember 2024   11:00 Diperbarui: 22 Desember 2024   10:47 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Perkembangan teknologi digital telah menyebabkan transformasi signifikan dalam cara orang mengonsumsi konten. Generasi Z merupakan kelompok yang paling terpengaruh oleh perubahan digital ini. Berbeda dengan generasi sebelumnya, mereka dibesarkan dalam lingkungan yang penuh dengan internet, media sosial, dan perangkat canggih yang memengaruhi kebiasaan mereka dalam mengakses informasi dan hiburan. Artikel ini akan mengulas bagaimana perilaku Generasi Z dalam mengonsumsi konten digital berubah, faktor-faktor yang berperan dalam perubahan tersebut, dampaknya terhadap industri, serta beberapa studi kasus yang relevan untuk memberikan wawasan yang lebih jelas. Sebagai kelompok yang tumbuh dengan teknologi, generasi Z dikenal sebagai digital natives dan memiliki beberapa ciri khas dalam cara mereka mengonsumsi konten digital, termasuk kebiasaan multitasking.

Generasi Z cenderung menggunakan banyak perangkat secara bersamaan untuk menjelajahi berbagai platform digital, seperti menggulir media sosial sambil menonton video. Mereka lebih menyukai konten yang bersifat visual dan interaktif, seperti video pendek, grafik informasi, atau siaran langsung, ketimbang membaca teks panjang. Dalam pencarian akan keaslian, mereka sangat menghargai konten yang dirasa asli dan transparan. Influencer yang otentik lebih menarik bagi mereka dibandingkan dengan iklan konvensional. Beroperasi berdasarkan algoritma, generasi ini sering kali mengandalkan rekomendasi dari platform seperti YouTube, TikTok, dan Instagram. Selain itu, mereka lebih suka terlibat aktif dengan konten yang memungkinkan mereka berpartisipasi, seperti polling, komentar, atau konten yang mudah dibagikan.

Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap perubahan perilaku antara lain kemajuan teknologi yang semakin maju. Inovasi seperti jaringan 5G dan kecerdasan buatan (AI) memungkinkan akses yang lebih mudah serta penyesuaian konten digital sesuai kebutuhan individu. Sebagai contoh, TikTok memanfaatkan algoritma pintar untuk menampilkan video yang disesuaikan dengan minat pengguna. Pandemi COVID-19 mempercepat penggunaan teknologi digital, dengan Generasi Z lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan memanfaatkan internet untuk hiburan, pendidikan, serta komunikasi sosial. Budaya FOMO (Fear of Missing Out) yang dipicu oleh media sosial mendorong Generasi Z untuk tetap terhubung dan mengikuti tren terbaru, seperti tantangan, meme, atau berita yang sedang viral. Terlalu banyak terpapar media sosial juga berdampak pada kesehatan mental mereka, meningkatkan rasa cemas atau perasaan kurang percaya diri akibat perbandingan sosial.

Pengaruh terhadap dunia digital, berkembangnya tren platform video pendek. TikTok telah meraih posisi sebagai salah satu platform paling berpengaruh, diikuti oleh fitur serupa di Instagram (Reels) dan YouTube (Shorts). Perusahaan-perusahaan mulai mengalihkan perhatian mereka dari iklan konvensional ke pemasaran berbasis influencer dan konten alami yang dapat menarik perhatian Generasi Z. Kelompok ini cenderung lebih memilih platform seperti Twitter atau aplikasi berita berbasis kurasi untuk memperoleh informasi secara cepat dan singkat. Selain itu, Generasi Z juga memanfaatkan game online sebagai media sosial untuk berinteraksi dengan teman-teman, selain sebagai sarana hiburan.TikTok dan Dominasi Video Pendek. TikTok, yang menjadi salah satu platform favorit Generasi Z, mencatatkan 63% pengguna aktifnya berasal dari kelompok usia ini, menurut laporan Data.ai. Konten yang mendominasi TikTok adalah video singkat yang kreatif, informatif, dan seringkali menjadi viral. Dampak Positif, TikTok memberikan ruang bagi pengguna untuk berkreasi, dengan banyak dari mereka menemukan peluang karier baru sebagai content creator atau influencer. Dampak Negatif, ketergantungan terhadap platform digital meningkat, dengan rata-rata waktu yang dihabiskan pengguna lebih dari satu jam per hari. Tren viral sering memicu perilaku impulsif, seperti membeli produk hanya karena rekomendasi singkat yang ada.

Penulis

Chania Aulia Sasmita

Universitas Airlangga

Referensi

Smith, A., & Anderson, M. (2023). "Social Media Use in 2023: The Rise of TikTok." Pew Research Center.

Data.ai (2024). "State of Mobile Report: Insights on Digital Consumption Trends."

Boyd, D. (2014). It's Complicated: The Social Lives of Networked Teens. Yale University Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun