Ada desas-desus bahwa tiket masuk ke Candi Borobudur akan dinaikkan menjadi Rp 750.000 per orang untuk wisatawan lokal dan  100 dollar atau Rp 1,45 juta untuk wisatawan asing. Di sisi lain, tiket pelajar, jauh lebih murah, yaitu Rp 5.000 per orang. Berita ini diperdebatkan oleh masyarakat secara luas. Menaikkan tiket masuk ke Candi Borobudur di Jawa Tengah dinilai terlalu mahal dan tidak wajar untuk destinasi wisata. Seperti yang diketahui, rencana menaikkan harga tiket ke Candi Borobudur menjadi Rp 750.000 per orang menuai banyak komentar pro dan kontra dari masyarakat.
Indonesia memiliki salah satu destinasi warisan dunia yang diakui oleh UNESCO yaitu Candi Borobudur. Keputusan pemerintah untuk menaikkan tarif masuk kawasan stupa Candi Borobudur bagi wisatawan lokal dan asing tentunya memiliki alasan yang masuk akal, yaitu dengan tujuan menyelamatkan kekayaan sejarah dan budaya Indonesia, serta membatasi jumlah pengunjung ke Candi Borobudur akibat adanya penurunan lantai cagar budaya yang telah rusak sekitar 30 sampai 40 persen. Sehingga, pemerintah juga membatasi kunjungan dalam sehari, yang hanya 1.200 orang, ini untuk membatasi atau mencegah Over Tourism. Rencana kenaikan tiket masuk ini semata-mata untuk menjaga ikon Indonesia. Pembicaraan tentang kenaikan tiket candi juga ditanggapi oleh pemerintah Indonesia, berdasarkan para wisatawan yang tidak dapat bertanggung jawab yang sering tidak patuh pada aturan, seperti memanjat dan menduduki stupa, mengambil batu candi, membuang atau memasukkan barang dan sampah ke dalam stupa dan tindak vandalisme lainnya yang ditakuti akan merusak tempat sejarah Indonesia tersebut. Dengan cara ini, pemerintah berusaha untuk melestarikan dan mempertahankan Candi Borobudur sebagai warisan budaya Indonesia.
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) juga juga berencana kedepannya  mengadakan sebuah pameran di Candi Borobudur, sehingga pengunjung dapat menikmati keindahan candi, sekaligus mendapatkan informasi tentang latar belakang sejarah Candi Borobudur dengan inovasi terbaru.
Tak sedikit juga yang mendapat respon buruk dari masyarakat umum terkait kenaikan harga tiket Candi Borobudur, karena dikhawatirkan kenaikan harga tiket tersebut yang terlalu tinggi akan mengancam perekonomian masyarakat sekitar Candi Borobudur. Karena dapat mengurangi jumlah wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur. Berkurangnya jumlah wisatawan tentunya akan mempengaruhi berdampak pada perekonomian warga sekitar yang menjadi pedagang atau mata pencahariannya yang mengandalkan kunjungan wisatawan di Candi Borobudur. Selain itu, banyak masyarakat sekitar yang bergantung pada wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur dan mempengaruhi biaya  pengelolaan wisata Candi Borobudur itu sendiri.
"Khawatir tidak ada pengunjung (karena tiket mahal). Kan dua tahun kemarin ada corona kita tutup. Terus ini ibaratnya baru mau berjalan lagi, normal seperti biasa, kok tiba-tiba ada info seperti itu, kan meresahkan," ujar Asmiati salah satu pedagang di Candi Borobudur.
Bagaimanapun, pilihan untuk menaikkan biaya tiket tersebut belum final. Ganjar menjelaskan, penataan di kawasan Candi Borobudur masih terus dilakukan. Maka, harus membuat rencana terbaik untuk mengatur wisatawan yang hendak naik ke atas candi. Baik dengan  pembatasan kuota ataupun dengan instrumen yang lain, misalnya penentuan tarif masuk.
Klarifikasi terkait dengan rencana yang beredar yakni rencana kenaikan harga tiket yang menjadi sebesar Rp. 750 ribu khusus untuk wisatawan sekitar yang ingin naik ke kawasan bangunan atau stupa Candi Borobudur, sedangkan tiket masuk ke Candi Borobudur untuk wisatawan dewasa lingkungan sekitar Rp. 50 ribu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H