Di dalam pasar modal, pedagang saham memiliki kebebasan bertransaksi. Lalu bagaimana dengan pedagang saham yang akan membeli atau menjual saham dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang cepat. Tentunya transaksi tersebut akan mempengaruhi mekanisme pasar modal secara keseluruhan.
Pasar modal tidak dapat memberikan jaminan “fairness” dalam transaksi saham yang demikian kepada pedagang saham yang melakukan perdagangannya belakangan. Harga saham sudah naik atau turun terlebih dahulu. Keadilan dalam transaksi sahamnya akan sulit dijalankan. Padahal regulasi di pasar modal menyuarakan, “The mandate of every regulator is to ensure that markets are fair as well as efficient but to date the predominant focus has been on the latter. Practically no work has been done to measure market fairness." (Mike Aitken, 2012).
Untuk menghindari devaluasi nilai saham, pasar modal harus melakukan “dark pool”, “portrays the rise of the "bots"--artificially intelligent systems that execute trades in milliseconds and use the cover of darkness to out-maneuver the humans who've created them”. (Scott Patterson, 2013).
Terbayangkah, bila tiba-tiba mesin di pasar modal padam sesaat (flash crash). Semua transaksi yang sedang berjalan akan tertunda. Ketika mesin kembali hidup, maka semua transaksi saham terkumpul dalam kegelapan telah berubah menjadi lebih besar jumlahnya, akn tetapi harganya tetap sama.
Pedagang saham yang membeli atau menjual saham secara normal tidak mengalami risiko dan kerugian yang signifikan karena pedang saham lain melakukan transaksi saham secara diam-diam dan cepat. Pasar modal tidak terpengaruh karena mekanisme pasar dipisahkan. Sistem pemisahan dengan "dark pool" seharusnya telah diterapkan di seluruh dunia. Pedagang saham yang melakukan transaksi dengan frekuensi tinggi dan dalam jumlah yang besar seharusnya dipisahkan dengan perdagangan saham yang normal, agar nilai saham dalam transaksi normal tidak terdevaluasi karena mekanisme pasar.
Efisiensi Pasar Modal
Efisiensi di pasar modal, bila harga saham di pasar modal telah merefleksikan seluruh informasi. (Eugene Fama, 1970) Investor yang dapat mendapat informasi yang belum penuh memicu keinginannya untuk melakukan transaksi saham. Ia akan mengambil keuntungan dari ketidakefisienan tersebut.
Fama membagi informasi menjadi tiga bagian, yakni: pertama; informasi yang telah menjadi sejarah; kedua, informasi yang tersedia sekarang, dan ketiga; informasi yang digunakan untuk memprediksi masa depan. Informasi yang paling lemah adalah informasi yang pertama dan kedua. Sementara informasi yang memprediksi masa depan adalah informasi yang tidak dapat mencerminkan harga saham sekarang.
Dalam melakukan investasi di pasar modal, investor menggunakan analisa teknikal. Ia menggunakan informasi yang sudah menjadi sejarah. Sementara analisa fundamental melihat informasi yang dapat digunakan untuk memprediksi masa depan. Kecanggihan analisa teknikal yang telah berkembang pesat dapat membaca turun naiknya harga saham dengan akurat. Hal ini menunjukkan informasi yang telah menjadi sejarah pun dapat dieksploitasi oleh teknologi.
Oleh karenanya, regulasi harus ditekankan kepada penggunaan informasi yang ilegal oleh investor, bukan pasar modal dengan informasi terpublikasi yang harus diterapkan agar pasar menjadi efisien.
Keadilan yang Sulit Diterapkan