Program hilirisasi mineral melahirkan banyak proyek pemurnian logam, salah satunya smelter, tapi apa kunci keberhasilan dari sebuah hilirisasi yang kita gencarkan ini? Â Â Â Â Â
Kita dapat melihat bagaimana perkembangan smelter di media. Kebijakan hilirisasi mineral melahirkan banyak proyek pemurnian logam. Hal ini didukung kebijakan pelarangan ekspor yang dikeluarkan oleh pemerintah. Nikel menjadi komoditas pertama yang dilakukan pelarangan ekspor, lalu kabarnya akan disusul oleh bauksit dan beberapa logam dasar lainnya. Pemerintah terus mendorong program peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi mineral sehingga dapat memberikan manfaat maksimal terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, serta memiliki jiwa kompetitif yang kuat dalam pengembangan industri nasional. Hal ini disampaikan Menteri ESDM Arifin Tasrif pada webinar bertajuk "Industrialisasi Mineral Menuju Indonesia Emas" yang dilangsungkan secara virtual oleh Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Kamis (15/9).
Dikutip dari CNBC Indonesia pada bulan Februari 2021, pemerintah Indonesia telah menyetujui 57 proyek smelter baru. Informasi ini ada pada tahun 2021, kemungkinan penambahan masih ada pada tahun 2022. Namun adanya kebijakan terkait pembatasan smelter memungkinkan penambahan proyek smelter cenderung menurun. Dari total proyek tersebut membutuhkan banyak SDM untuk mengoperasikanya. Teknik Metalurgi merupakan program studi yang sudah mempelajari hal tersebut selama kuliah, meskipun konsep teknologinya sudah ada sejak jaman nenek moyang kita tapi perkembangan dan inovasi di bidang Teknik metalurgi masih kurang.Â
Beberapa proyek smelter yang masih di konsep oleh orang luar bukan orang kita, apalagi proyek tersebut didanai dari hasil investasi orang luar juga. Posisi processing engineer masih di duduki oleh Tenaga Kerja Asing sementara lulusan kita belum bisa menduduki posisi tersebut, Dari banyaknya investasi mineral, bisa dibilang negara kita memang kaya akan sumber daya alam tersebut tapi ibarat kalau kita punya banyak daging apakah akan kita jual dalam bentuk daging? Mengapa kita tidak jual dalam bentuk steak? Tapi meskipun kalau kita jual dalam bentuk steak namun kokinya bukan dari kita, lalu bagaimana pembelajaran pengalaman itu bisa terjadi?.
Peningkatan nilai tambah menjadi kunci keberhasilan dalam hilirisasi mineral. Peningkatan nilai tambah mengharuskan kita lebih dari sekedar menambang dan menjual bahan galian. Â Bagaimana kita memperoleh sebuah mineral berharga dalam suatu bijih yang mempunyai struktur dan kandungan yang kompleks?. Identifikasi kandungan mineral serta sifat fisik dan sifat kimia dari suatu mineral merupakan hal penting sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut. Pengetahuan dan disiplin metalurgi berguna untuk mempertimbangkan pemilihan proses yang tepat digunakan untuk memperoleh suatu mineral berharga dalam bijih.
Identifikasi mineralogi yaitu identifikasi suatu bijih dengan mengetahui kandungan mineral, sifat mineral, bahkan sampai pada persebaran ukuran butir. Identifikasi dan Analisa metalurgi nantinya akan menghasilkan suatu rekomendasi proses untuk pengambilan mineral berharga. Proses ini dimulai dengan benefisiasi bijih terlebih dahulu atau ada ukuran butir yang harus dipenuhi untuk masuk kedalam proses pengolahan. Setiap mineral mempunyai masing masing karakteristik sehingga alur proses tiap mineral yang ingin kita ambil bisa berbeda.
Tidak berhenti pada alur proses saja. Perhitungan terkait material balance dan metallurgical balance merupakan kunci penting dalam sebuah proses metalurgi. Bayangkan kita mengambil sebuah ore, lalu kita proses, kita pisahkan mana yang berharga dan mana yang tidak berharga. Tanpa pengetahuan bisa jadi dalam sebuah yang tidak berharga itu tersimpan sebuah unsur yang masih bernilai untuk dilakukan proses lanjutan. Perhitungan perolehan dari awal material diambil sampai menjadi produk setengah jadi atau bahkan produk jadi juga menjadi parameter penting dalam keberhasilan proses. Meskipun unsur yang diambil sama sama nikel namun dengan karakteristik ore yang berbeda maka prosesnya juga akan berbeda. Pertimbangan pertimbangan ini sudah di pelajari oleh program studi Teknik Metalurgi terutama yang mempunyai konsentrasi Metalurgi Ekstraksi.
Banyak tantangan dalam industri ekstraksi logam yang ada di Indonesia. Spesialis kita masih terlalu sedikit kalau dibandingkan banyaknya proyek investasi terkait dengan ekstraksi logam. Tidak heran kalau beberapa proyek masih di kontrol oleh tenaga kerja asing, karena supply SDM dari kita sendiri kurang. Antara kapabilitas atau kesempatan yang menjadi masalah agar SDM kita bisa unjuk gigi di industri ekstraksi ini. Harapannya adalah kita tidak hanya menjual barang, tapi akan lebih baik Ketika kita punya barang lalu kita juga punya ilmu untuk mengolah barang tersebut sehingga bisa memenuhi syarat pasar. Karena kalau hanya mengandalkan investasi saja rasanya proses transfer ilmunya juga pasti punya banyak masalah teknis dilapangan, entah karena kendala Bahasa ataupun manajemen yang kurang memperhatikan hal tersebut.
Hal diatas merupakan sedikit penjelasan tantangan dalam mewujudkan suatu hilirisasi industri. Peningkatan nilai tambah tidak akan optimal apabila tidak dikerjakan oleh SDM yang memiliki kapabilitas tentang tujuan yang akan dicapai. Hari ini sudah banyak universitas yang membuka program studi Teknik Metalurgi namun dengan harapan kebijakan hilirisasi mineral dan banyaknya permintaan proyek untuk merealisasikan kebijakan ini apakah kita sudah siap untuk menjalankan industri dari hulu sampai ke hilir?. Penelitian pada bidang metalurgi menjadi suatu prioritas untuk mendongkrak pengetahuan pada bidang ini. Mungkin ada beberapa anggapan disiplin ilmu ini merupakan ilmu tua, namun permintaan logam paduan dan konsentrat dengan kemurnian tinggi semakin banyak, seacara otomatis disiplin ilmu ini menjadi fondasi penting demi keberlangsungan perkembangan dunia metalurgi.
Daftar Pustaka