Mohon tunggu...
Chandra Ray Daffandi
Chandra Ray Daffandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

akun ini untuk tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Distribusi Kekayaan dan Pemerataan dalam Ekonomi Islam

5 Juni 2024   09:57 Diperbarui: 5 Juni 2024   09:57 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sistem Ekonomi Islam memiliki prinsip yang bersumber dari Al-quran dan Al-hadits. Beberapa prinsip ekonomi islam seperti prinsip tauhid, adil, maslahat, kebebasan dan tangung jawab, persaudaraan, dan sebagainya. Prinsip ini menjadi landasan kegiatan ekonomi islam yang secara teknis operasional selalu berkembang dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan peradaban yang dihadapi manusia. Sistem ekonomi Islam memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, memberikan rasa keadilan, kebersamaan dan kekeluargaan serta mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. Islam bertujuan untuk merealisasikan tujuan maqashid syari'ah dan merealisasikan pemerataan ekonomi yang seimbang bagi individu dan Masyarakat, berbeda dengan sistem ekonomi  konvensional. Sistem ekonomi Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap kaum yang lemah (penindasan) dan melarang penumpukan kekayaan (ihtikar).

Penerapan beberapa sistem ekonomi baik sistem ekonomi kapitalis maupun sosialis, sebenarnya dapat mewujudkan dan meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat serta mewujudkan ketentraman bagi manusia. Namun, peristiwa demi peristiwa yang terjadi memberitahu tentang kelemahan suatu sistem ekonomi, Pada sistem kapitalis sering terdengar para buruh mengadakan demo agar adanya kenaikan gaji, pembayaran uang THR, lembur atau jenis-jenis pembayaran yang lain. Dalam sistem ekonomi sosialis, pemerintahannya mengusahakan pemerataan ekonomi penduduk dengan menguasai dan mengontrol semua sumber daya alam, industri-industri penting, perbankan, dan sarana publik. Namun, dalam pelaksanaan sistem sosialis terkadang terdapat perselisihan antar pimpinan dan korupsi di dalam tubuh pemerintah itu sendiri. Di sinilah sistem ekonomi Islam tampil, Sistem ekonomi Islam tidak menzalimi kaum lemah sebagaimana terjadi pada masyarakat sistem kapitalis, tetapi juga tidak menzalimi hak individu dan golongan kaya sebagaimana ada pada sistem sosialis komunisme. Sistem ekonomi islam memberikan keadilan serta pemerataan kepada masyarakat, sehingga menempatkan sistem ekonomi islam pada posisi tengah dan seimbang antara keduanya.

Masalah pemerataan merupakan suatu hal yang kompleks, karena seringkali berkaitan dengan nilai-nilai sosial suatu masyarakat. Pemerataan merupakan salah satu hal penting dalam ekonomi islam, pemerataan berkaitan dengan upaya pengentasan kemiskinan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. Pemerataan distribusi pendapatan tidak akan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat apabila dalam distribusinya tidak merata. Ketidakmerataan pendapatan yang berlangsung antar daerah tidak hanya dalam hal distribusinya, tapi juga dalam hal tingkat atau besarnya pendapatan. Pengangguran, kelangkaan barang, inflasi merupakan beberapa kriteria di mana proses distribusi pada suatu negara sedang memburuk, sehingga tidak semua lapisan masyarakat dapat menikmati tingkat kesejahteraan dan kelayakan hidup yang adil, bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sangat sulit. 

Islam menekankan distribusi pendapatan dan kekayaan yang adil, hingga setiap individu memperoleh jaminan serta tingkat hidup yang layak.  Selain pemerataan pendapatan distribusi kekayaan juga merupakan salah satu solusi yang mampu memberikan keadilan menyeluruh bagi masyarakat. Upaya untuk distribusi kekayaan dan pemeratasan dalam sistem ekonomi Islam adalah dengan membayar zakat. Islam mewajibkan kepada seluruh umat Islam yang memiliki kelebihan harta untuk membayar zakat yang mana kemudian disalurkan kepada delapan golongan orang yang membutuhkan harta tersebut yang sebagian besarnya adalah untuk orang-orang yang miskin dan membutuhkan pertolongan. 

Dalam membayar zakat, tentunya tidak harus menunggu kesadaran orang yang memiliki harta, karena ini merupakan sebuah kewajiban sebagai seorang muslim. Selain zakat yang diwajibkan, terdapat pula infaq dan shodaqoh yang disunnahkan oleh Islam. Semua harta yang disumbangkan tadi entah dalam bentuk zakat, infaq aupun shodaqoh seharusnya dilakukan dengan Ikhlas tanpa harap pengembalian. Karena yang akan membalas pengorbanan yang dilakukan adalah Allah SWT. Selain hal tersebut ada satu hal yang sangat berpengaruh dalam distribusi kekayaan yaitu wakaf. Wakaf dapat membantu agar distribusi kekayaan dapat berjalan sesuai dengan yang Islam inginkan. Dengan sistem sistem itulah ekonomi Islam dapat menjamin akan terpenuhinya kebutuhan primer masyarakat dan juga memberikan keadilan ekonomi bagi masyarakat miskin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun