Sudah lama saya tidak membaca artikel tentang etiket ketika artikel dari majalah tua yang membahas Etiket Berkomunikasi Via Handphone menarik perhatian saya. Artikel tersebut berjudul Cukup Lima Menit! Kalau Ingin Bertelepon Genggam. Artikel tersebut dimuat di majalah Matra nomor 135 edisi Oktober 1997.
Buat yang asing dengan istilah ETIKET, istilah ini bermakna tata cara (adat sopan santun, dan sebagainya) dalam masyarakat beradab dalam memelihara hubungan baik antara sesama manusianya (bisa cek di KBBI). Dalam artikel berjudul Cukup 5 Menit! Kalau Ingin Bertelepon Genggam ini memuat arahan dari pakar etiket – Ibu Mien Uno yang kala itu menjabat sebagai direktur Sekolah Pengembangan Pribadi John Robert Powers.
Menurut Ibu Mien, merupakan suatu kendala yang kerap kita jumpai di Indonesia ada orang tak memanfaatkan telepon genggam sebagaimana mestinya. Ponsel dijadikannya alat untuk mengobrol, bergosip, dan berbicara di tempat umum dengan suara keras yang dihidupkan dalam jam formal dan sebagainya.
Informasi penting disajikan secara kronologi
Perilaku-perilaku ini menurut Ibu Mien Uno tidak sesuai dengan sopan santun maupun manfaat yang seharusnya. Ibu Mien Uno kemudian memberikan tips bertelepon genggam sebagai berikut :
- Gunakan hanya pada kesempatan yang amat perlu misalnya menghubungi seseorang yang tidak ada di tempat. Bila menyangkut orang yang belum dikenal maka kontaklah terlebih dulu sekretarisnya. Tanyakan apakah orang yang akan Anda hubungi itu boleh dikontak lewat ponselnya sebab pada dasarnya telepon genggam merupakan sesuatu yang bersifat pribadi.
- Perhatikan tempat dan waktu menggunakan handphone. Sering kita lihat kejadian yang menjengkelkan dalam hubungan dengan perilaku orang bertelepon genggam yang mana mereka tetap menghidupkan teleponnya pada kesempatan formal seperti saat akad nikah, upacara dukacita, pergelaran musik Opera, atau pertunjukan teater.
- Matikan telepon saat sedang menjamu orang, baik dalam jamuan bisnis maupun pribadi. Biarkan saja telepon itu bersama sekretaris sopir atau orang yang bisa Anda percayai untuk menerima dan mencatat pesan-pesan penting. Namun demikian, bisa saja ada keadaan yang benar-benar memaksa Anda harus membawa serta telepon tersebut dan memang ada panggilan telepon maka berlarilah sebentar ke sudut yang sepi. Lalu, berbicaralah seperlunya dalam suara yang tidak menarik perhatian orang.
- Jangan berbicara berlama-lama bertelepon itu pada dasarnya harus singkat jelas dan akurat jadi sebaiknya Anda memakainya tidak lebih dari 5 menit kecuali ada hal yang sangat penting atau Anda berada di suatu daerah yang betul-betul tidak ada alat komunikasi lainnya. Disebutkan pada poin ini alasannya, yaitu: “sebab beban pulsa telepon genggam tidak hanya ditanggung oleh yang menelpon tapi juga oleh penerima”. Well, dahulu memang biaya voice call itu sangat mahal meskipun dalam provider telekomunikasi yang sama. Berbeda dengan masa sekarang yang biayanya sudah jauh lebih murah
- Bila menghubungi orang penting, ketahui dengan pasti apakah boleh langsung menghubungi tokoh itu bila anda sudah memiliki nomor teleponnya? Sebaiknya tetap saja menghubungi dulu asistennya atau sekretarisnya. Dengan demikian si tokoh lebih siap saat menerima dan membicarakan masalah yang akan Anda utarakan. Pada saat berbicara Anda boleh menanyakan apa Anda diperbolehkan olehnya untuk menghubungi langsung di lain kesempatan tanpa perantaraan asisten atau sekretaris kalau-kalau ada sesuatu yang benar-benar penting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H