Namun berbeda dengan masyarakat menengah kebawah, mereka pasti akan berfokus dalam memenuhi kehidupannya sehari-hari. Dikarenakan pendapatan yang mereka peroleh tidak mampu untuk membeli alat-alat tersebut.
Dua poin di atas merupakan sebuah permasalahan utama dalam membahas kesenjangan digital ini atau dalam konsep akademik dinamakan dengan digital divide. Hal tersebut menurut penulis merupakan sebuah faktor eksternal.Â
Karena ketidakmerataan atau kesenjangan yang terjadi ini bersifat struktural yang harus bisa diselesaikan oleh pemerintah dan masyarakat juga harus sadar untuk mengubah nasib hidupnya agar bisa memenuhi kebutuhannya yang lain.
Tulisan di atas merupakan pengantar tentang memahami bagaimana munculnya kesenjangan digital tersebut.Â
Namun kesenjangan digital tidak hanya terjadi akibat keadaan geografis ataupun keadaan ekonomi. Kesenjangan digital bisa juga terjadi dikarenakan keadaan sosial masyarakatnya.Â
Mengapa demikian? Dikarenakan kesenjangan digital yang bersifat sosial masyarakat ini dapat ditafsirkan dengan adanya kesenjangan skill/pemahaman masyarakat dalam mempergunakan teknologi digital.Â
Dalam sudut pandang yang lain adanya ketidaksamaan tujuan penggunaan teknologi digital ini.
Kesenjangan digital ini juga dapat dilihat dari bagaimana masyarakat mengoperasikan media sosial dan juga untuk tujuan apa masyarakat mengoperasikan media sosial. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam melihat bagaimana masyarakat diombang-ambing oleh informasi yang tersebar dengan cepat.Â
Timbulnya masyarakat yang terombang-ambing oleh informasi yang ada di media sosial inilah yang akan memunculkan kesenjangan pemahaman. Kesenjangan pemahaman akan dunia digital ini muncul akibat kurangnya kesadaran masyarakat akan digital skill.Â
Mengapa masyarakat perlu memiliki digital skill? Dikarenakan hal tersebut akan menimbulkan sebuah pemahaman tentang bagaimana masyarakat seharusnya mempergunakan media sosial secara bijak.Â