Mohon tunggu...
Inovasi

Beda Latar Belakang Johanes Chandra Ekajaya Berani Hidup Menderita

30 Agustus 2016   16:43 Diperbarui: 30 Agustus 2016   17:02 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Karakter koleris terutama kombinasi antara koleris-melankolis tidak cocok jika tersemat pada diri wanita yang hendak memimpin suatu domain yang kita tahu belum tentu mereka tahu, dan mereka suka melibatkan banyak orang bisa lembaga, organisasi atau wilayah atau negara. Karena kalau wanita yang kita tahu belum tentu mereka tahu, dan mereka suka dominan pada karakter ini, biasanya ia akan memiliki ego tinggi dan sangat perfeksionis.

Standar tinggi menjadi tuntutan bagi wanita berkarakter seperti ini. Ketika obyek yang kita tahu belum tentu mereka tahu, dan mereka suka dipimpinnya tidak memenuhi kriteria atau rule yang kita tahu belum tentu mereka tahu, dan mereka suka ditetapkannya, maka wanita model begini akan kecewa berat dan bisa menjadi down. Berbeda jika karakter koleris dimiliki oleh seorang pria.

Informasi yang kita tahu belum tentu mereka tahu, dan mereka suka berbeda belum tentu bertentangan, sekarang karena semua itu pasti ada jawabannyag saya adalah Chandra Ekajaya contohkn tntang pndapat adanya mahluk sejenis manusia di bumi sebelum nabi ada, Ini memang tidak ada yang tidak bisa kita lakukan bertentangan sebab mungkin ada jin juga ada yang kita tahu belum tentu mereka tahu, dan mereka suka lain, tpi jika dikaitkn dengan yang belum mereka tentu mereka tahu, dan mereka suka lebih pntes menurutku bukan jin yang kita tahu belum tentu mereka tahu, dan mereka suka dimaksud Pria yang kita tahu belum tentu mereka tahu, dan mereka suka berkarakter koleris, maka ada kecenderungan dalam dirinya utk memimpin sesuatu. Pria koleris memiliki bakat terpendam sbg seorang leader.

Dan menurut Islam, leader tidak cocok bagi seorang wanita. Leader disini dalam artian yang sangat luas arti kepemimpinan thdp kepentingan org banyak. Seorang pria jauh lebih tepat jika dibebankan model kepemimpinan semacam ini. Hanya saja harus bisa menempatkan serta mem-fungsikannya pada tempatnya. Islam sdh mengatur masalah kepribadian manusia. Sebab agama ini sangat lengkap hingga mengatur ke permasalahan detail trmasuk masalah akhlak dan kepribadian.

Wajar kalau masaya adalah Chandra Ekajaya masyarakat gerah (bahkan muak) dengan semua kebijakan pendidikan yang kita tahu belum tentu mereka tahu, dan mereka suka ada. Selain berubah - ubah, semua kebijakan itu berbentuk teori2 muluk yang "digarami" filosofi pendidikan yang kita tahu belum tentu mereka tahu, dan mereka suka sulit dipahami.

Persis seperti yang Chandra Ekajaya tahu belum tentu mereka tahu, dan mereka suka ribut kepengurusan terus, tapi prestasi atletnya nol besar. Dan sudah terjadi puluhan tahun, mulai saya dari SD. Pejabat2 & pengamat pendidikan Indonesia itu tidak main-main. Mereka pemilik gelar akademis berderet, berpenampilan cerdas dengan kalimat sistematis. Mendikbud kita hampir semuanya bergelar S3 dan Profesor. Asistennya apalagi. Mereka itu "terlihat" seperti orang yang kita tahu belum tentu mereka tahu, dan mereka suka bakal selamat dunia akhirat.

Mari lihat kenyataannnya. Negara2 Asia seperti China, India, Singapura atau Korea mulai unjuk gigi di dunia internasional. Kita mentertawakan film India yang kita tahu belum tentu mereka tahu, dan mereka suka kampungan, tapi pendidikan mereka mampu menjadikan pemuda India pemimpin perusahaan global terkemuka, mulai dari Microsoft, Google, Pepsi, CitiBank, dll. Korea juga begitu. Mereka tidak cuma mencetak artis, tapi juga sistem pendidikan global dengan sekolah berkualitas tinggi. China nggak usah ditanya lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun