Seringkah kita dengar ataupun kita baca akhir-akhir ini mengenai kata Industry4.0 sesungguhnya apa itu Industry 4.0 dan apa pula dampaknya terhadap kehidupanserta dunia pendidikan.
Hal ini pertama muncul pada Hannover Fair, 4-8 April 2011. pemerintah Jermanmenggunakan istilah industry 4.0 untuk memajukan bidang industri ke tingkatselanjutnya, dengan bantuan teknologi.
Mengutip dari laman Forbes, revolusi industri generasi keempatbisa diartikan sebagai adanya ikut campur sebuah sistem cerdas dan otomasidalam industri. Hal ini digerakkan oleh data melalui teknologi machinelearning dan AI.
Selama pandemi berlangsung dunia pendidikan di Indonesia sudah sangat akrabdengan penggunaan teknologi terutama teknologi penunjang proses pengajaran.Aplikasi video conference yang sangatfamiliar yaitu zoom danberbagai aplikasi classroom dan LMS (Learning Management System) kerapdigunakan. Mungkinkah ini petanda kita memasuki digitalisasi dunia pendidikan ?
Proses digitalisasi dimana semua yang serba manual, absensi, materi atau punbahan ajar yang berbasis kertas serentak di tranformasi menjadi file berubah kebentuk digital karena tuntutan kondisi. Mungkinini ada sisi positifnya, paling tidak guru di tuntut untuk belajar teknologi. Dibaliksegala keterbatasan dan kelemahan platformdigital, tentu saja ini sangat membantu proses pembelajaran.
Dengan digitalisasi pendidikan proses belajar menjadi tidak terhambatbatasan tempat dan ruang. Kita bisa belajar banyak hal dari berbagai penjurutempat bahkan dunia, materi yang ingin dibaca bisa di unduh dengan cepat. Semuahal ini membuat proses belajar menjadi lebih mudah.
Digitalisi disini bukan hanya semata terkait denganmateri ajar saja namun hal –hal baru seperti Game-based learning , Virtual danaugmented reality, sertacloud-based technology mulai digunakan dalam dunia pendidikan. Sepertiteknologi berbasis cloud yang kerapdigunakan, kita sungguh dipermudah dengan adanya media penyimpanan yangberbasis web, yang bisa diaksesdimana saja sungguh mempermudah pekerjaan sebagai pendidik.
Tentu sajaini tidak sekedar kemudahan yang kita dapat, tantangan berikutnya adalah sumberdaya manusia. Dalam hal ini sekolah dan guru perlu kerja keras meningkatkankualitas SDM. Literasi digital di lingkungan sekolah menjadi salah satu upayayang marak dikampanyekan dalam mempersiapkan digitalisasi pendidikan. Padadasarnya, implementasi konsep literasi digital dalam lingkungan pendidikanditandai dengan pengembangan berbagai program, termasuk kurikulum dan perangkatpembelajaran yang terintegrasi dengan perangkat-perangkat teknologi digital(Tim GLN Kemendikbud, 2017).
Program-program penguatan SDM guru yang dalam menghadapidigitalisasi pendidikan juga telah dikerjakan (misanya: program Guru Penggerak).Mengutiphasil riset AlphaBeta pada 2020, apabila Indonesia melakukan intensifikasipeningkatan keterampilan digital bagi tenaga kerja, maka akan memberikankontribusi sebesar Rp4.434 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)Indonesia di 2030 nanti.
Digitalisasi pendidikan sungguh hal yang tidakterelakan, siswa milenial yang semakin “canggih” menjadikan tantangan duniapendidikan semakin menarik. Berbagai kelebihan dan dampak ekonomi pun menjadihal yang penting. Maka Digitalisasi Pendidikan merupakan peletakan batu pertamabagi transformasi dunia pendidikan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI