Drama Politik Korea Selatan: Mantan Presiden Yoon Suk Yeol Ditangkap di Tengah Kontroversi
Presiden Korea Selatan Dimakzulkan dan Ditangkap Terkait Deklarasi Darurat Militer.
Seoul, Korea Selatan - Mantan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, yang sebelumnya dimakzulkan, telah ditangkap oleh aparat penegak hukum pada pukul 10:33 waktu setempat. Penangkapan ini merupakan bagian dari investigasi terkait deklarasi darurat militer yang diumumkan pada Desember 2024 lalu.
Penangkapan ini menjadi momen bersejarah, karena untuk pertama kalinya dalam sejarah Korea Selatan, seorang kepala negara yang masih menjabat ditangkap oleh otoritas hukum. Langkah ini dilakukan setelah upaya penjemputan paksa kedua dari kediaman kepresidenan.
Badan Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi melaporkan bahwa jika terbukti bersalah, Yoon Suk Yeol menghadapi ancaman hukuman berat, termasuk kemungkinan hukuman mati atau penjara seumur hidup.
Investigasi terhadap Yoon Suk Yeol mencakup tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran hukum terkait deklarasi darurat militer, yang memicu kontroversi besar di dalam negeri dan internasional. Otoritas hukum menyatakan bahwa mereka akan memastikan proses hukum berlangsung adil dan transparan.
Presiden Korea Selatan yang telah dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, ditangkap pada 15 Januari 2025, setelah sebelumnya mendeklarasikan darurat militer pada Desember 2024. Penangkapan ini terjadi setelah upaya pertama yang gagal dan melibatkan lebih dari 3.000 personel kepolisian.
Yoon Suk Yeol menghadapi tuduhan insurresi dan penyalahgunaan kekuasaan terkait deklarasi darurat militer yang memicu protes luas dan krisis politik di Korea Selatan. Setelah dimakzulkan oleh Majelis Nasional pada 14 Desember 2024, Yoon menolak untuk bekerja sama dengan penyelidikan dan berlindung di kediaman presiden.
Penangkapan ini menandai pertama kalinya seorang presiden Korea Selatan ditahan saat masih menjabat, meskipun Yoon telah dicopot dari tugasnya sebulan sebelumnya. Situasi ini telah menyebabkan perpecahan politik yang mendalam di negara tersebut, dengan demonstrasi dari pendukung dan penentang Yoon. Pengadilan Konstitusi Korea Selatan dijadwalkan untuk memutuskan nasib politik Yoon, yang dapat mengarah pada pemilihan presiden baru jika pemakzulannya dikonfirmasi.
Yoon membela tindakannya dengan menyatakan bahwa deklarasi darurat militer dimaksudkan untuk melindungi negara dan tidak seharusnya menjadi subjek penyelidikan hukum. Namun, kritik menuduhnya melakukan penyalahgunaan kekuasaan dan mengancam demokrasi Korea Selatan.
Penangkapan Yoon Suk Yeol terjadi di tengah situasi yang menantang bagi Korea Selatan, termasuk uji coba rudal Korea Utara dan kecelakaan pesawat yang tragis, yang semakin menambah ketidakpastian politik dan sosial di negara tersebut.Â