Mohon tunggu...
Chandradewana Boer
Chandradewana Boer Mohon Tunggu... Dosen - dosen

pecinta alam

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Bahayanya makan siang gratis?

21 Desember 2024   19:24 Diperbarui: 21 Desember 2024   19:24 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG


Gara2 politik masyarakat kini tahu/paham bhw tdk ada makan siang yg gratis, namun adanya rencana pemerintah memberi makan siang gratis agaknya telah membuat sebagian masyarakat bergembira ria.  Siapa yg tdk mau, siapa takut dan perasaan rendah diri itu segera mereka kesampingkan.  Pada kasus bertemunya 2 atau lebih tokoh politik dlm acr makan siang kata gratis punya makna yg berbeda yaitu menaikkan perasaan menjadi tinggi hati, krn ada bargaining position disitu.  Tapi kalau makan siang gratis melibatkan obyek pelaku dan penderita dan entah sampai kapan itu akan berlangsung.  Bahaya membayangi ide tersebut, krn bgmn tdk krn adanya ketergantungan yg akut nantinya, sehingga program ini tdklah mendidik. Lapar lapar lapar dan lapar adalah teriakan yg akan bermunculan bila sempat prosesi memberi makan tersebut terkendala krn sesuatu sebab.  Memberi kail jauh lebih baik drpd memberi ikan?  Knp kita diam saja dgn kekonyolan spt ini?
Perlu dipertanyakan mengapa bangsa sebesar ini menjadi apatis dan takut bicara?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun