Boleh saja bagi2 gelar Profesor, doktor atau apa saja kpd tokoh masyarakat yg dianggap pantas utk mendapatkan sebutan itu. Tradisi mgkn telah terbentuk krn orang menyadari bhw pendidikan non formal juga memegang peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Â Bahkan di era dahulu tdk tersedia sarana formal utk sekolah dan menuntut keilmuan, yg ada cuma ngelmu pd orang yg dianggap lebih di tengah masyarakat. Tapi zaman sdh kelamaan berkembang dan mengikis semua alasan filosofi yg luhur dan mulia itu dgn tujuan2 sesaat dan politis praktis, sehingga pemilihan para kandidat itu mulai tdk berdasarkan nalar
 yg sehat dan cenderung menjadi trend, bhw seorang pemimpin hrs memegang bbrp jabatan sekaligus, termasuk doktor HC.  Kapan lagi pak..... inilah saatnya.  Anehnya di era sekarang ini orang itu hrs bersedia dan mengajukan diri, pdhal gelar itu memiliki tanggung jawab yg besar.  Tp yah yg mengaku Imam Mahdi juga ada dan bbrp orang lagi? Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H