Mohon tunggu...
Chandradewana Boer
Chandradewana Boer Mohon Tunggu... Dosen - dosen

pecinta alam

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Izin Tambang untuk Ormas?

6 Juni 2024   12:28 Diperbarui: 6 Juni 2024   12:47 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Masalah mengeruk batubara mgkn jauh lebih mudah drpd memelihara pohon atau sawit utk tumbuh, itu makanya pekerjaan menambang batubara sepertinya lebih menjanjikan krn prosesnya singkat dan disebutlah dia sbg pengelolaan SDA ekstraktif.  Kebanyakan orang senang yg instant yg cepat mendatangkan keuntungan, padahal tdk bisa dipungkiri bhw Reklamasi lahan bekas tambang memerlukan waktu yg panjang dan biaya yg tdk sedikit. 

Sudah sama diketahui bhw sebuah perusahaan tambang hrslah besar dan besar juga tanggung jawabnya terhadap lahan yg ditinggalkannya.  Scr keseluruhan mrk hrs mengembalikan lahan bekas tambang sesuai rona awal kawasan tsb sebelum di eksploitasi?  

Tp dari dulu pun persyaratan tsb sulit dipenuhi, dan akhirnya diterlantarkan serta banyak memakan korban nyawa anak2 yg mati tenggelam di kolam bekas tambang yg tdk ditutup. 

Ini kesulitan tersendiri sebenarnya karena tanah yg digali (overburden) tdk cukup utk menutup kembali lobang bekas tambang tersebut.  Artinya biaya utk itu sangat mahal dan tdk sebanding dgn harga dan banyaknya batubara yg tersedia di kawasan tsb.  Jd besarnya cadangan batubara yg ada dan waktu yg diberikan utk mengambilnya (sesuai kemampuan pengelola) dan lamanya wkt Reklamasi lahan sehingga memenuhi syarat utk dikembalikan sangat membuat masalah lingkungan dlm jangka panjang nantinya?  

Itulah sebabnya hanya perusahaan besar yg banyak mendapat konsesi tambang tsb krn komitmen lingkungan yg tinggi dan ketat.  Apakah bilamana Ormas yg jd owner mrk punya semua itu? Sy takutnya bukan hanya lingkungan yg rusak, tetapi agama mereka juga ikut rusak

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun