Mohon tunggu...
Chandra Budi
Chandra Budi Mohon Tunggu... -

Bekerja di Ditjen Pajak

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Horee..!! Ada Namaku di Halaman Opini Kompas

9 Desember 2010   04:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:53 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12918690252115257692

Obsesi seorang yang sering menulis adalah eksistensi tulisannya tersebut.  Tidak afdol atau belum sah rasanya menjadi seorang penulis (atau kolomnis) jikalau tulisan/artikel/opini nya belum berhasil  masuk di Halaman Opini (6-7) Kompas.  Walaupun beratus ratus artikel dimuat di Koran Lain, namun Kompas tetap menjadi rujukan utama. Sebenarnya ini bukan kali pertama artikel saya dimuat di Kompas.  Tahun 2004, tulisan saya dimuat namun bukan di rubrik bergengsi, Opini.  Saya sedikit berdebar ketika pada Agustus 2009, seorang menelpon mengatasnamakan redaksi Kompas memberitahukan bahwa artikel saya akan dimuat.  Namun, sampai kemaren berita itu tidak benar. Saya terus saya mengirim artikel ke Kompas.  Dan terus saja tidak dimuat, padahal di Koran lain, artikel saya cukup laris manis.  Entahlah, apa memang angker menembus Kompas.  Saya pernah baca keterangan Kang Pepih tentang betapa ketatnya persaingan menembus halaman Opini tersebut, ratusan artikel diterima redaksi setiap harinya. Sebenarnya saya semakin Pesimis karena kebanyakan artikel yang dimuat di Halaman Opini tidak terlalu memihak pada kategori saya : seorang PNS dan bekerja di Direktorat Jenderal Pajak.  Sangat jarang Kompas menurunkan artikel dari latar belakang ini.  Paling banyak tentuntya kawan kawan LSM dan Perguruan Tinggi.  Saya juga semakin pesimis, dari 3 artikel yang biasa dimuat, 2 atau semuanya merupakan 'pesanan' Kompas.  Tentunya, mereka ini adalah orang terkenal!. Pagi kemaren, saya kirimkan Artikel saya (lagi) ke Kompas.  Tiada berita, email atau telpon sampai malam.  Ketika saya bangun tengah malam, ada dua nomor tidak dikenal yang menelpon namun tidak saya angkat karena sudah terlelap tidur.  Nggak tahulah, feeling saya mengatakan mungkin ini dari Kompas. Pagi ini, semua menjadi kenyataan.  Artikel saya dimuat di Halaman Opini Kompas.  Saya gembira dan bangga bahkan campur aduk rasanya.  Benar kata Kang Pepih, bahwa ketika artikel anda dimuat di Halaman Opini tersebut maka ribuan kali akan kita baca ulang dan (mungkin) akan dipigura dan  selalu menghiasi meja kerja. Rasanya semangat dan passion menulis semakin bergelora. Untuk Istriku, Anak - Anakku Fiqih, Alya, Afifah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun