Zubaidah bin Ja'far, seorang putri cendekiawan muslim dari tanah Arab, menapakkan sejarah muslim dunia kala menjadi isteri Khalifah Abbasiah, Harun Rasyid.Â
Zubaidah menikah dengan Sultan Harun mencurahkan seluruh cinta dan kasih sayangnya cinta kasihnya tercurah utuh pada sang suami. Tapi, dia tak hanya sekadar mendampingi kegiatan kerajaan, ketika mengambil keputusan apapun Sultan Harun selalu meminta pertimbangan istrinya.
Dinasti Abassiah melahirkan dua pasang cendekiawan yang bijaksana dan dermawan. Mereka sosok yang bijaksana dalam semua pemgambilan keputusan. Tak hanya itu Zubaidah terkenal dermawan dengan rakyatnya. Apapun kebutuhan rakyatnya. Harun dan Zubaidah berusaha agar terpenuhi.
Zubaidah tak hanya berparas rupawan dan lemah lembutnya. Dari sisi wawasannya, sikapnya yang bijaksana, dan punya jiwa pemberani menjadi kelebihan Zubaidah.
Dia seorang permaisuri yang sederhana dan dermawan. Istri dari khalifah kelima Dinasti Abbasiyah, bernama Harun al-Rashid, ini menjadi kebanggaan bagi rakyat-rakyatnya. Zubaidah binti selalu memperhatikan kebutuhan masyarakatnya. Tak tak heran jika Zubaidah memiliki pengaruh yang besar pada kejayaan dinasti Abbasiyah.
Yang perlu diingat dari Zubaidah adalah kesediaannya untuk merelakan uangnya untuk membangun infrastruktur dan fasilitas bagi jamaah haji. Waktu itu ia menjalankan ibadah haji dan melihat para jamaah haji yang kekurangan air. Para jamaah saat itu kepanasan, kehausan, bahkan meninggal dunia kala melaksanakan wukuf di Arafah.
Zubaidah kemudian memiliki gagasan menyisihkam uangnya untuk  membangun saluran air sepanjang sepuluh kilometer di Makkah dengan memanfaatkan sumur Zamzam. Pembangynan berlangsung selama sepuluh tahun dan banyak yang bertanya untuk membangun infrastruktur air ini membutuhkan biaya besar.
Selain itu, Zubaidah juga membangun Jalur Zubaidah, yakni jalan untuk memudahkan jamaah haji. Jalur perjalanan ini dibangun dengan basis modern. Untuk mulai mengerjakan jalur ini, pekerja memulai dengan membuka jalan, mendirikan waduk, mengebor sumur. Mereka pun membangun perumahan serta tempat peristirahatan di sepanjang jalur perjalanan tersebut. Dia juga mendirikan sejumlah tempat peristirahatan dan telaga air raksasa di Mina dan Arafah.
Tak ada lagi selain ketaatan Zubaidah kepada Allah SWT. Baginya hidup adalah melakukan banyak amal kebaikan yang kekal.Â