"..Mana-mana, mana janjimu. Janjimu palsu, Ferry Paulus. Mana-mana, mana janjimu. Janjimu palsu, Ferry Paulus.."
Kata-kata diatas adalah petikan nyanyian dari tuntutan Jakmania kepada ketua umum Ferry Paulus. Hari ini yang menjadi lakon adalah sang ketua umum ini. Secara berulang-ulang, ratusanThe Jakmania- sebutan suporterPersija Jakarta- melantunkan nyanyian tersebut di depan kantor manajemen Persija, di pintu VIII, komplek Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Kamis (3/1) siang.
Walaupun tidak bisa mencerminkan semua Ketua Umum tim ISL yang lain tabiatnya sama atau enggak, tapi apa yang dilakukan oleh Ketua Umum Persija ini sungguh memalukan dan mungkin saja kelewatan.
Seperti yang sudah diberitakan dimedia bahwa banyak Jakmania yang menuntut manajemen Persija untuk melakukan perbaikan salah satunya transparansi dana dan pelunasan gaji pemain. Jakmania juga menuntut Ferry Paulus untuk mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum Persija.
Sang ketua umum dituntut untuk mundur lha kok ini malah mengajak Jakmania untuk bersama-sama menuntut Gubernur DKI Jokowi menagih janjinya untuk mau membiayai Persija.
"..Jangan hanya menuntut saya untuk menyelesaikan persoalan keuangan. Tapi tuntut juga Gubernur DKI Jakarta. Mari kita demo beliau. Saya siap memimpinnya,." Kata Ferry..”
"..Kini, kami sudah tidak bisa lagi mengharapkan bantuan dari sponsor. Karena itu, kami juga menagih apa yang Jokowi janjikan dahulu. Saya sudah bertemu Jokowi sebanyak tiga kali. Jokowi mengatakan, kondisi keuangan daerah juga sangat berat jika harus membantu Persija. Apalagi, Jokowi juga mengaku kesulitan dalam mengumpulkan dana dari para pengusaha,." pungkasnya.
Bukankah dari awal mereka sudah gembar-gembor tim yang sangat professional dengan banyak sponsor, itu terlihat selalu banyaknya papan sponsor dipinggir lapangan ketika Persija main kandang. Tapi ko kelakuan kaya gini?
Ketika tim yang (mengaku) profesional gak punya uang terus nagih janji gubernur untuk membantu biayai tim, gengsi dong harusnya?
Berkaca dengan nasib Persis Solo dulu juga tidak dibiayai, karena Persis Solo bagi Jokowi bukan prioritas dalam pembenahan Kota Solo kala itu. Begitu juga Persija mungkin bukan pioritas utama dalam pembenahan Kota Jakarta.
Masih banyak masalah yang perlu dibenahi di Jakarta menyangkut kepentingan orang banyak, salah satunya banjir dan macet. Dua masalah ini saja sudah sangat menyita waktu dan pikiran beliau, ngapain juga ngurusi sepakbola?
Kalau memang mau menuntut, tuntutlah CEO operator PT. LI Djoko Driyono yang sebelumnya berjanji mau membantu tim ISL yang masih bermasalah dengan pembayaran gaji. Bukankah Persija begitu mendambakan operator ini?
Kalau memang tim tidak punya duit janganlah memaksa untuk ikut kompetisi, toh nanti akhirnya pusing sendiri, bahwasanya mengelola sepakbola itu tidak gampang. Ikut aja amatir jangan memaksa ikut kompetisi profesional yang dituntut untuk bisa benar-benar mandiri, dituntut untuk benar-benar peras otak. Jangan menuruti ego dan gengsi semata. Dan yang jelas jangan menggunakan kekuasaan jabatan untuk memeras perusahaan daerah untuk menjadi sponsor tim. Carilah perusahaan yang benar-benar mau menjadi sponsor dengan azaz win-win solution yang saling menguntungkan.
Sumber :
http://www.bola.net/indonesia/the-jakmania-tuntut-ferry-paulus-mundur-017acb.html
http://www.bola.net/indonesia/ferry-paulus-ajak-the-jakmania-tagih-janji-jokowi-3fc3d2.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H