Chan Chungtak
Tidak sebagaimana biasa orang Tionghoa dimanapun merayakan Capgome dengan menampilkan atraksi Barongsai dan Liong-Liong, kali ini saya mendapatkan kehormatan besar untuk mengikuti syukuran, silaturahmi Capgome yang luarbiasa diselenggarakan oleh “Hong Kong Zhineng Health” (HKZN). Yang dilangsungkan di Kantor pusat HKZN di North Point, pada tgl. 5 Februari 2012, dari jam 11 sampai jam 14:30.
Menjelang jam 11 saya sudah tiba dan melihat didalam Kantor HKZN sudah cukup ramai kehadiran TKW (Tenaga Kerja Wanita) asal Indonesia yang bekerja di Hong Kong, dan banyak diantara mereka berjilbab. Mereka adalah murid HKZN yang mengikuti kursus menyehatkan diri dengan Terapi Penyembuhan Ruang Tubuh dasar ajaran dari Guru Guo Zhizhen (alm).
Rupanya perayaan Capgome kali ini, digunakan oleh HKZN sebagai acara syukuran, silaturahmi antara murid-murid (HK dan TKW) yang belajar Terapi Penyembuhan Ruang Tubuh dengan guru-guru, pengurus HKZN dan juga mengundang majikan TKW dan tentu tidak tertinggalkan staf KJRI (konsulat Jenderal RI di HK). Hanya saja sayang, kali ini baru sepasang majikan yang bersediamenghadiri acara Capgome bersama pembantu rumahtangga asal Indonesia nya itu. Mudah-mudahan saja ditahun-tahun mendatang bisa meningkat dan lebih mendapatkan perhatian dari majikan. Dan, karena kebetulan dihari minggu itu KJRI juga ada acara sendiri, maka pihak KJRI yang hadir hanya Ahmad Fauzi saja.
Murid TKW menyampaikan acara Paduan Suara “Rumah-ku”
Sungguh satu keistimewaan acara Perayaan Capgome yang lain daripada umumnya, setelah Acara dibuka oleh bung Lau Wakin, Tionghoa asal Jakarta, dengan kata sambutan yang disampaikan oleh bung Cheung Takyim, Tionghoa asal Bangka. Bung Cheung dengan tandas menyatakan bahwa HKZN dibentuk bukan untuk mengejar keuntungan, tapi lebih mengutamakan menyehatkan diri kita sendiri dan masyarakat sekeliling. “Kami mengajarkan segala kepandaian dari Guru Guo pada siapa saja yang hendak belajar, tanpa membeda-bedakan ras dan etnis keturunan”, “Tidak karena murid itu non-Tionghoa dan warna kulitnya hitam, lalu kami merahasiakan keahlian tertentu. TIDAK! Kami memperlakukan sama antara murid Hong Kong dan murid Indonesia” Tegas Cheung lagi.
Bahkan beberapa tahun yl., Guru Guo dua kalipergi ke Indonesia untuk memberikan pengajaran khusus, bersama murid guru padatahun 2008 dan tahun 2010 mengajarkan ilmu Terapi Penyembuhan Ruang Tubuhpada penyandang cacat di Indonesia. Dengan penuh rasa-kasih Guru Guo memperhatikan kesulitan orang-orang cacad di Indonesia, berusaha agar mereka bisa dengan cepat menguasai ilmu dan teknik penyehatanuntuk hidup mandiri,sehingga merasa hidupnya didunia ini juga berguna bagi masyarakat, bisa mengobati orang sakit di kampung dengan Terapi Penyembuhan Ruang Tubuh. Melihat kehidupan rakyat di Indonesia masih begitu rendah, Guru Guo sempat bertekad untuk membangun Basis Ilmu Terapi Penyembuhan Ruang Tubuhdi Indonesia, agar orang-orang Penyandang Cacad di Indonesia bisa mencari nafkah. Begitu mulia cita-cita Guru Guo menjelang menghembuskan nafas terakhirnya tahun yl, dan cita-cita mulia itu dengan sendirinya jatuh diatas pundak Ketua HKZN, Sabar Chu Kamhung, untuk mewujutkannya menjadi kenyataan.
HKZN yang selama ini dibimbing oleh Sabar Chu Kamhung, Cheung Takyim dan Lau Wakim, 3 pendekar asal Indonesia, benar-benar memikul tugas berat untuk mewujutkan cita-cita Guru Guo itu, disatu pihak meneruskan usaha mendidik TKW di Hong Kong menguasai keahlian mengobati penyakit dengan sistem terapi Penyembuhan Ruang Tubuh sebaik-baiknya, sehingga mereka pulang di Kampung disamping bisa memperbaiki kehidupan diri sendiri, juga menyehatkan kampung dimana mereka tinggal. Dipihak lain, HKZN juga berusaha mengembangkan sayap di Indonesia secara langsung, memperkenalkan sistem Terapi Penyembuhan Ruang Tubuh juga di Indonesia dan nampaknya usaha ini sudah ada titik terang yang menggembirakan, demikian disampaikan oleh bung Sabar Chu dalam kata sambutan berikut. Dimana sudah ada pernyataan untuk bekerjasama dengan APALI (Asosiasi Penyembuhan Alternatif Indonesia) yang diketuai Haryanto. Bahkan sudah tercapai kesepakatan, HKZN dinyatakan sebagai cabang APALI di Hong Kong, sedang ijasah yang dikeluarkan HKZN juga berlaku dan diakui di Indonesia. Sungguh berita yang menggembirakan dan membesarkan hati. Maju terus, pantang mundurHKZN!
Usaha dekat yang harus dikerjakan HKZN adalah menerjemahkan dan menerbitkan buku pelajaran Guru Guo kedalam bahasa Indonesia. Untuk itu perlu pengumpulan dana, dengan rencana melangsungkan pawai gerak jalan selama 3 jam dibulan Maret di Hong Kong. Mudah-mudahan saja berhasil baik.
Nampak jelas, usaha-usaha yang dijalankan HKZN yang dibimbing 3 pendekar asal Indonesia ini, menunjukkan Tionghoa asal Indonesia tidak eksklusif dan juga tidak diskriminasi rasial. Mereka sekalipun sudah hampir 1/2 abad meninggalkan Indonesia, tapi tetap saja membuktikan dirinya mencintai Indonesia, tempat dimana mereka dilahirkan dan dibesarkan. Mereka bertiga tetap bertekad bulat untuk membantu rakyat Indonesia melalui pengajaran keahlian menyembuhkan penyakit dengan sistem Terapi Penyembuhan Ruang Tubuh pada TKW di Hong Kong dengan baik, yang berati juga kawan-kawan TKW ini kelak setelah pulang kembali kekampung asal, menjalankan missinya disatu pihak mengobati penyakit di kampung, dipihak lain memperkenalkan budaya-tradisi pengobatan Tionghoa di kampung asal mereka. Dengan demikian kawan-kawan TKW yang pulang kekampung akan menjadi benih mempererat Persahabatan Rakyat kedua negara, Tiongkok dan Indonesia!
Tentu saja usaha keras HKZN selama ini untuk mendidik sampai ratusan TKW juga mendapatkan penghargaan dari KJRI di Hong Kong. Bagaimana tidak. Usaha HKZN kenyataan juga merupakan bagian yang seharusnya dikerjakan KJRI di HK, untuk mengarahkan dan membimbing kegiatan warga Indonesia di Hong Kong sebaik mungkin. Sebagaimana diketahui, warga TKW di Hong Kong sudah mencapai 140 ribu, yang perlu mendapatkan perhatian serius KJRI, tanpa ada pengaturan kegiatan yang baik diwaktu liburan mereka, tentu akan menjadi masalah tersendiri. Banyak diantara TKW yang bekerja di HK masih muda-belia yang dibilang sudah dewasa, tapi bisa saja pikirannya masih kekanak-kanakan. Pada saat mereka jauh dari keluarga di tanahair, banyak masalah kehidupan dan pikiran yang masih perlu dibantu untuk mengatasinya. Khususnya pada saat hari libur, Sabtu dan Minggu disamping juga mengisi hiburan yang bisa menggembirakan hati mereka, juga perlu diatur kegiatan yang berguna dan bermanfaat bagi kemudian hari mereka sendiri. Jangan sampai mereka tidak berhasil menguasai diri, melewatkan waktu sia-sia dengan menghamburkan uang, …lalu terjerumus dalam kehidupan maksiat.
Jadi, makin banyak TKW yang tersedot masuk mengikuti kursus di HKZN, KJRI akan makin berterimakasih pada HKZN. HKZN telah bekerja keras ikut membantu membimbing dan mengarahkan warga Indonesia yang bekerja di HK secara baik dan sehat. Dan yang lebih penting lagi, kelak bagi TKW sendiri bisa mempunyai hari-depan yang lebih cerah, tidak hanya memperbaiki kesehatan diri sendiri lebih baik, tapi juga ikut berjasa dalam usaha kesehatan lingkungan di kampung dimana mereka hidup.
Setelah kata sambutan Cheung Takyim, dilanjutkan deengan laporan Guru Lam Shuimui, yang mengkisahkan dirinya semula banyak penyakit yang sulit disembuhkan, masuk keluar RS berulangkali tidak juga berhasil, akhirnya bertemu HKZN, dengan mengikuti dan melakukan latihan-latihan Terapi Penyembuhan Ruang Tubuh, baru berhasil membuat dirinya sembuh dan bugar kembali. Karena itu beliau meneruskan berlatih di HKZN dengan baik dan akhirnya menjadi juru terapi yang baik bahkan banyak pasien-nya harus anteri.Dan bu Guru Lam juga mengikuti kegiatan mengajar murid-murid di Indonesia, bertahan selama lebih belasan atahun ini berlatih dan bekerja keras untuk mewujutkan cita-cita Guru Guo di HKZN.
Pembicara berikut, Rohani yang sudah mengikuti latihan terapi Penyembuhan Ruang Tubuh sejak tahun 2006, menyatakan terimakasih sebesar-besarnya pada guru-guru di HKZN yang telah memberikan keahlian dan ilmu menyehatkan diri sendiri dan kelak untuk menolong orang lain di kampung. Beberapa hari yl. dia menerima SMS dari kawan Muyasaroyang sudah pulang kembali kekampungnya di Batu Malang, menyatakankegembiraannya telah berhasil menyembuhkan penyakit seorang dikampungnya deengan penguasaan terapi yang didapatkan dari HKZN. Padahal Muyasaro sebenarnya masih belum tamat sudah harus pulang balik ke-Indonesia, karena kontrak kerja di Hongkong berakhir.
Begitu juga pembicara Rukemi, murid angkatan pertama TKW di HKZN dan sekarang sudah melibatkan diri dalam DewanPengurus HKZN. Dengan sepenuh hati ikut mengembangkan HKZN, berusaha keras untuk menarik kawan-kawan TKW lainnya bisa ikut terjun dalam pendidikan Terapi Penyembuhan Ruang Tubuh di HKZN, yang jelas sangat berfaedah bagi memperbaiki hari-depan mereka sendiri.
Puncak pembicara sekaligus penutup acara adalah Sinshe Ma Chingkey, seorang ibu anggun yang tertua di HKZN, sudah berusia89 tahun, beliau ikut memberikan bimbingan dengan teori Pengobatan Tradisi TIonghoa yang dikuasai dengan baik itu. Dalam pembicaraan kali ini beliau memberikan pencerahan pada kita semua buku karangan beliau, masakan Sup 5 Unsur Kesehatan yang sudah diterbitkan.
Sesuai dengan prinsip Pengobatan Tradisi Tionghoa kuno, sebagaimana alam terbagi dalam 5 Unsur, Kayu, Api, Tanah,Logam dan Air, tubuh manusia juga terbagi dalam 5 Unsur itu, dan kalau dikaitkan dengan 5 Unsur alam yang merupakan dasar, maka Lever/empedu= Kayu; Jantung/ucus-kecil= Api; Lambung/limpa (sistem pencernaan) = Tanah; Paru-paru/Usus besar= Logam; Sedang Ginjal/kemih = Air.
Dijelaskan juga oleh Sinshe Ma, ke 5 Unsur itu disamping saling mendukung tapi juga saling bertentangan atau menegasi, jadi selama unsur-unsur itu berada dalam titik keseimbangan manusia sehat-sehat, sebaliknya saat kehilangan keseimbangan orang itu dalam keadaan jatuh sakit. Yang penting harus jelas mengetahui tubuh seseorang sedang kehilangan keseimbangan karena lemahnya Unsur tertentu dan harus makan Sup yang memperkuat Unsur tersebut untuk mencapai keseimbangan, agar orang itu sehat dan bugar kembali.
Dan yang terakhir, Sinshe Ma memberikan contoh gerak praktis bagaimana menyegarkan seseorang yang nyaris tertidur karena begitu ngantuk dan sangat lelah, tapi masih harus meneruskan kerja yang belum selesai. Tentu saja pelajaran ini mendapatkan sambutan hangat para hadirin, sangat dibutuhkan jangan sampai tertidur diwaktu kerja dan diketahui majikan, … sungguh luar biasa orang tua satu ini.
Pantaslah saat pembukaan makan siang bersama yang sudah siap dihidangkan dengan Nasi Tumpeng, pembagian pertama yang dilakukan bung Cheung Takyim bersama Rukemi diserahkan pada Sinshe Ma, seorang ibu tertua diantara para hadiran yang patut dihormati.
Begitulah acara syukuran, silaturahmi Capgome bersama TKW di Hongkong yang istimewa diselenggarakan HKZN, merupakan kombinasi tradisi Tionghoa dengan hidangan Lontong Capgome, tapi dibuka dengan pemotongan Nasi Tumpeng, tradisi Jawa. Melihat kenyataan kegiatan demikian, masihkah ada orang yang berani selalu menuding Tionghoa Indonesia eksklusif dan berpandangan rasialis?
Bagi yang tertarik melihat Foto kegiatan Acara Capgome di HKZN silahkan klik link:
http://www.qiao-you.com/index.php/article/detail/uid/6730.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H