Mohon tunggu...
Chamim Rosyidi Irsyad
Chamim Rosyidi Irsyad Mohon Tunggu... Guru - nama pena: Chrirs Admojo

Ajang berbagi, bermanfaat bagi sesama, hidup semakin bermakna dalam ridlo Allah Azza wa Jalla.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Wall Climbing Terinspirasi Perilaku Unik Siswa

23 September 2023   07:17 Diperbarui: 23 September 2023   07:20 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wall Climbing Latar Siswa Remo; Foto: Dokumen Pribadi

Perilaku unik siswa ada pula berupa keunggulan bidang nonakademiknya. Setidaknya ada 7 cabang demi pengembangan dan pengakuan atas prestasi unggul siswa. Sekolah belum memiliki tenaga pelatih ahlinya. Menembak, atletik, dayung, sepak bola, wushu, gulat, dan robotika. Yang seperti ini, tim manajemen sekolah membuat MoU antara sekolah, klub, dan orang tua siswa.

Dengan demikian, talenta siswa tetap terdampingi dan terawat pengembangannya, pun pula tanding atau lombanya. Prestasi siswa juga terekam di buku Rapor Siswa. Para guru mendapat informasi jelas dan pasti bahwa aktivitas siswa di luar sekolah juga merupakan proses pembelajaran. Pembelajaran kolaboratif antara sekolah, klub, dan orang tua siswa. Tidak ada istilah izin ketika siswa menjalani pemusatan pelatihan kala menghadapi tanding atau lomba. Begitu pula saat tanding dan lomba.  

Bagaimana dengan perkembangan akademiknya selama beraktivitas di luar sekolah. Siswa dimerdekakan untuk fokus pada pelatihan, tanding, atau lombanya. Pembelajaran akademik dapat dikonfirmasi ketika program pemusatan pelatihan, tanding, atau lomba telah paripurna. Jika ada yang tertinggal akademiknya, ada layanan “klinik pembelajaran”. Unit ini berupa layanan klinis individual pembelajaran akademik yang dirasa tertinggal karena proses pencapaian prestasi nonakademiknya.

Kawan, tibalah kini tentang wall climbing yang terinspirasi perilaku unik siswa. Sebagaimana terkisahkan sebelumnya, kantin sekolah hingga pertengahan 2015 berlokasi di sepanjang tepi pagar sekolah sisi timur. Karena berupa bangunan semi permanen, kekokohannya terjamin. Para pengelola kantin pun telah diajak bekerja sama oleh tim manajemen sekolah untuk tidak memberikan layanan kantin selama jam belajar siswa di kelas berlangsung.

Namun, kekokohan bangunan semi permanen ini juga dimanfaatkan oleh beberapa gelintir siswa sebagai fasilitas yang mempermudah memanjat pagar. Para siswa yang agaknya ingin memperoleh kenyamanan dan kemerdekaan di luar kelas, menjadi tokoh utamanya. Keluar dari lingkungan sekolah dengan jalan melompat pagar sisi timur sekolah.

Sesudah ada informasi hal ini terjadi, kepala sekolah SMPN ini pun berikhtiar mengumpulkan data akar permasalahannya. Terkumpullah data nama siswa dan asal kelasnya. Tercatat pula jam-jam pelajaran dan hari saat mereka melakukan aksi kreatifnya. Data observasi kelas pembelajaran teridentifikasi pula. Untuk kali ini, kepala sekolah memutuskan melakukan langkah awal sendiri.

Jam pelajaran kedua 10 menit lagi berakhir. Setelah dipastikan pembelajaran di 32 kelas telah berlangsung, Kepala sekolah SMPN ini bergeser ke balik pagar sisi timur sekolah. Mencoba membuktikan pada jam pelajaran dan hari yang telah terdata dua kali 3 siswa melompat pagar sisi timur meninggalkan sekolah.

Tidak lebih dari 13 menit menunggu, ternyata benar, secara berututan ada tiga siswa melompat pagar sekolah. Dua siswa melompat dari ketinggian pagar yang 2,25 meter. Satu siswa menuruni pagar dengan terampilnya melalui pilar pagar yang telah pula menempel potongan bambu setinggi 2 meteran di sana. Mereka begitu santainya. Sambil mengepalkan tangan, mereka siap melangkah tanpa suara. Ceria dan bangga tampak jelas pada raut mereka.

Ketika hendak mengayunkan langkah kedua, sapaan salam mengejutkan mereka. Berlari cepatlah dua siswa yang tadi melompat. Namun, siswa yang tadi menuruni pagar melalui potongan bambu, menjawab salam dengan santun dan tenang. Dari siswa inilah kepala sekolah memperoleh informasi banyak. Informasi tentang motivasi dan sedikit latar mereka melakukan perjalanan heroik di waktu jam belajar di sekolah. Dua nama lainnya dapat menggenapi informasi saat besuknya dapat diajak diskusi bersama wali kelas dan guru pembimbingnya.

Dari dialog dengan siswa yang tenang dan santun ini kemudian lahir ide sekolah ini perlu memiliki wall climbing. Tawaran kepala sekolah dalam dialog di lapangan sepak bola timur sekolah disambut dengan senang dan ceria. Diajak masuk kembali ke kelas juga tidak menolaknya. Dua siswa yang lari cepat tadi, kepala sekolah tinggal dengan komunikasi cepat dapat bekerja sama dengan Tim Satpol PP Kelurahan dan Kecamatan setempat. Tak lama sudah ditemukan di café tidak jauh dari sekolah. Mereka sedang asyik bermain game di telepon seluler mereka. Pak Lurah dan Pak Camat setempat telah berkomitmen dengan kepala sekolah ini dijalankan dengan pendekatan pendidikan. Tentang kinerja Satpol PP dengan melakukan pembimbingan kepada siswa yang unik di luar sekolah, cukup pimpinannya yang mengetahuainya. terjaga tidak dipublikasikan keluar. 

Ide pengadaan wall climbing segera dikomunikasikan. Setelah berdiskusi dengan tim manajemen sekolah dan mendapat dukungan antusias, kepala sekolah mengajukannya kepada Dinas Pendidikan Kota Surabaya dengan tembusan kepada Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olah Raga Kota Surabaya. Syarat dan ketentuan pengajuan fasilitas wall climbing diajukan. Dalam waktu tiga bulan wall climbing dapat terbangun oleh tim Pemkot Surabaya melalui metode penunjukan langsung (PL).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun