Sambil duduk pada dingklik kayu, Karmin mencoba melepas perban pembalut bekas khitan. Hati-hati Karmin lakukan. Air hangat terus Karmin basuhkan agar perban segera lepas dari rekatan bekas darah khitan. Tinggal sedikit yang lekat pada kepala patuknya, tapi tak cepat ditarik karena terasa sakit.
Obat serbuk dari sang calak telah pula Karmin siapkan. Begitu pula perban pengganti yang akan Karmin balutkan. Namun, piaraan Karmin agaknya tak sabar melihat majikannya melepas perban dari bagian tubuhnya yang disayang. Si putih mulus, ayam jantan gagah itu pun secepat kilat berlari dan mematuk perban putih yang masih lekat dengan kepala patuk Karmin.Â
Rezeki datang tak disangka-sangka. Sedikit keluar darah. Hampir tumpah kemarahannya kepada ayam jantannya, berganti dengan membasuh sisa-sisa darah. Keterkejutan Karmin pun cepat reda. Karmin malu kalau diketahui emak dan adik perempuannya.
Surabaya, 24 Februari 2021 (Rabu Legi, 12 Rajab 1442)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H